Pages

Tuesday, July 11, 2017

Jauh Lebih Banyak

Kehidupan ini tak selalu berjalan mulus, dan ini adalah kenyataan yang terbantahkan. Ada berbagai keruwetan, kesulitan, tantangan dan problema yang menghadang perjalanan hidup kita. Entah itu, di dalam perjalanan hidup iman kita, nikah kita, keluarga kita, pekerjaan kita atau bahkan pelayanan kita. Ada yang seukuran kerikil kecil, tetapi cukup tajam. Ada juga yang seukuran gunung yang tinggi, bahkan sangat terjal. Namun, tak perduli seberapa rumit atau berat perjalanan hidup kita hari ini, janganlah kita menjadi kecut dan tawar hati. Kita tidak boleh kehilangan sedikitpun semangat dan pengharapan kita di dalam Kristus Yesus, Tuhan dan Juruselamat kita. Atau, dengan kata lain, kita tidak boleh berhenti untuk 1] tetap bersandar dan terus berdoa kepada TUHAN, dan 2] melakukan apa yang menjadi bagian kita dengan tekun dan segenap hati kita. Mengapa begitu?

Kawan, inilah jawabannya, “Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita, ...” (Efesus 3:20). Luar biasa! Karena itu, jangan pernah berhenti untuk tetap bersandar dan terus berdoa, serta melakukan bagian kita dengan tekun dan segenap hati, maka kita akan melihat bagaimana TUHAN akan melakukan perkara-perkara yang jauh lebih banyak dari yang kita harapkan dan telah lakukan. Kita akan terkagum melihatnya! Kita seperti bermimpi.

Sebab itu, jika hari ini kita sedang menghadapi pergumulan yang berat di dalam   hidup kita –apapun aspek hidup kita, jangan pernah berpikir untuk menurunkan pengharapan kita, tetapi mari kita tetap mengharapkan yang terbaik. Apalagi, jika kita sampai kehilangan pengharapan, menjadi putus asa, lalu ... menyerah. Ini tidak boleh terjadi! TUHAN sanggup melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan, pikirkan dan lakukan. Saya berdoa, biarlah mulai hari ini, lewat janji firman Tuhan di atas, 1] setiap hati yang letih lesu, boleh dikuatkan dan kembali menyala-nyala di dalam TUHAN, serta 2] setiap tangan dan kaki yang terkulai dan goyah, boleh dikuatkan dan kembali melakukan yang terbaik di dalam Dia, untuk meraih apa yang menjadi pengharapan kita di dalam Kristus Yesus. GBU.

Friday, June 23, 2017

Jikalau Bukan TUHAN

Jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah, sia-sialah usaha orang yang membangunnya; jikalau bukan TUHAN yang mengawal kota, sia-sialah pengawal berjaga-jaga. Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk-duduk sampai jauh malam, dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah -- sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. Mazmur 127:1-2

Ini adalah nyanyian ziarah Salomo, dan lewat nyanyian ziarah ini, ia mengingatkan kita semua, bahwa jikalau bukan TUHAN yang membangun rumah atau mengawal kota, maka sia-sialah segala usaha orang untuk membangun atau mengawalnya. Itu berarti, apapun yang kita lakukan di dalam berbagai aspek hidup kita, jikalau bukan TUHAN yang melakukannya, maka sia-sialah segala usaha yang kita lakukan. Padahal, seperti yang tertulis di atas, bahwa TUHAN telah memberikan apa yang menjadi keperluan kita –karena kita begitu dicintai-Nya, pada waktu kita masih tidur, tetapi ... kita tidak bisa menuai berkat-berkat yang telah Ia sediakan bagi kita. Mengapa? Karena kita tidak menuai berkat-berkat tersebut bersama-sama dengan TUHAN, melainkan kita telah menuainya sendiri, sehingga sia-sialah segala usaha kita untuk menuai dan menikmatinya.

Kawan, kini kita bisa melihat, mengapa seringkali segala usaha yang kita lakukan, untuk membangun berbagai aspek hidup kita tidak pernah meraih hasil yang maksimal, atau bahkan ... sia-sia semuanya. Karena itu, jika kita sungguh menyadari, bahwa jikalau bukan TUHAN yang melakukannya bagi kita, maka sia-sialah segala usaha yang kita lakukan, biarlah mulai hari ini, apapun yang kita lakukan di dalam berbagai aspek hidup kita, mari kita senantiasa ...
  • bersandar kepada TUHAN
  • mengandalkan kekuatan TUHAN
  • melibatkan dan meminta penyertaan TUHAN
  • menyerahkan seluruh kendali kepada TUHAN
  • melekatkan diri kepada TUHAN
  • meminta hikmat dan tuntunan TUHAN
  • merenungkan dan mentaati firman TUHAN
  • memiliki saat teduh dengan TUHAN
  • melakukan segala sesuatu dalam nama Tuhan Yesus.

Kita sungguh perlu dan patut senantiasa melakukan ini, agar kita boleh selalu bergerak bersama dengan TUHAN dan tetap berada di dalam jalan-Nya, hingga apapun yang kita lakukan di dalam hidup kita tidak menjadi sia-sia, tetapi boleh meraih hasil yang semaksimal mungkin di dalam Kristus Yesus. Kita tahu, jikalau kita melakukan segala sesuatu bersama dengan TUHAN, maka segala usaha yang kita lakukan tidak akan pernah sia-sia. Pasti ada hasil yang maksimal. GBU.

Saturday, June 17, 2017

Jika Jiwa Kita Benar-Benar Menyadari

Bro & Sis, hari ini, TUHAN kembali mengingatkan aku, lewat apa yang tertulis di dalam Mazmur 139:13-14, "Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan JIWAKU BENAR-BENAR MENYADARINYA."

Apakah jiwa kita benar-benar menyadari, bahwa kejadian kita ini dahsyat dan ajaib? Apakah jiwa kita benar-benar menyadari, betapa ajaib apa yang TUHAN buat?
  1. Jika jiwa kita benar-benar menyadari, mengapa kita masih kecut dan tawar hati untuk menghadapi problema yang ada?
  2. Jika jiwa kita benar-benar menyadari, mengapa kita masih takut dan kuatir untuk menjalani berbagai aspek kehidupan kita?
  3. Jika jiwa kita benar-benar menyadari, mengapa kita masih ragu dan bimbang untuk mempercayakan hidup kita kepada TUHAN?
Ketahuilah, bahwa kita adalah ciptaan yang dahsyat dan ajaib di dalam Kristus Yesus, karena TUHAN tidak pernah berhenti untuk melakukan keajaiban di dalam berbagai aspek hidup kita. Sebab itu, jangan biarkan problema yang kita hadapi, atau kondisi yang semakin sulit, membuat kita meringkuk di dalam ketakutan dan kekuatiran, karena ... sungguh ajaib apa yang akan TUHAN perbuat di dalam hidup kita.

Bangkitlah dari ketidakberdayaan kita, jadilah kuat di dalam Kristus Yesus, melekatlah senantiasa kepada TUHAN dan lakukanlah yang terbaik, karena ... perkara-perkara yang ajaib dari TUHAN sedang menanti kita. GBU.

Monday, June 12, 2017

Itu ada Maksudnya

[Bro & Sis, aku tergerak untuk membuat tulisan ini, usai komsel kami berbagi soal keruwetan orangtua atau mertua seharian 😬]

Ketika TUHAN menempatkan satu atau beberapa anggota keluarga di dalam kehidupan kita, khususnya mereka yang akan menimbulkan banyak keruwetan di dalam hidup kita, Ia tahu bahwa kita sanggup untuk menanggung segala perkara yang bakal terjadi. Entah itu, orangtua, mertua, suami, isteri, saudara, ipar, anak atau keponakan kita. Itu artinya, semua keruwetan yang terjadi pasti tidak akan melebihi kekuatan kita, dan kita pasti bisa menanggungnya dengan baik. Ketika tingkat keruwetan itu mendekati ambang batas kekuatan kita, maka TUHAN pasti akan memberikan jalan keluar, agar kita dapat menanggungnya. Allah itu setia.

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. 1 Korintus 10:13

Persoalannya, seringkali kita mencoba untuk menanggulangi keruwetan yang ada dengan kekuatan kita, dan bukannya dengan hikmat dan kekuatan yang dari TUHAN. Tak heran, jika kita sering kewalahan saat harus menanggung keruwetan yang terjadi. Kita pun seringkali menilai keruwetan yang terjadi dengan kacamata kita, dan bukan dengan kacamata TUHAN. Sebab itu, seringkali kita memiliki penilaian dan reaksi yang kurang tepat, saat keruwetan itu terjadi. Coba renungkan, bukankah kita lebih sering berdoa, agar mereka diubahkan TUHAN, dan hampir tidak pernah berdoa, agar kita yang diberikan kasih karunia lebih untuk mampu menghadapi keruwetan mereka, dan tentunya hikmat untuk boleh meresponi mereka dengan tepat. Kita mau mereka diubahkan, tetapi TUHAN lebih suka kita yang diupgrade dan naik level di dalam kemampuan untuk menanggung dan menghadapi keruwetan yang ada.

Ketika kita mengalami upgrade dan next level di dalam tabiat dan hikmat kita, meski mereka tak juga kunjung juga berubah, tetapi kita tidak lagi terlalu pusing dan keqi dengan keruwetan mereka, karena kita telah bisa menanggulangi hati dan reaksi dengan lebih baik lagi. Ketahuilah, bahwa bukan tanpa maksud TUHAN telah menempatkan mereka di dalam kehidupan kita, tetapi ada maksud yang jelas dan ilahi di dalamnya. Nah, setidaknya ada tiga tujuan yang terkandung lewat kehadiran orang-orang yang membuat ruwet hidup kita selama ini. Mari kita lihat.

SATU, agar kita boleh belajar untuk bersandar kepada kekuatan TUHAN dan selalu meminta hikmat-Nya di dalam menanggulangi segala sesuatu. Mungkin saja, selama ini kita terlalu yakin dengan cara dan kekuatan kita, hingga kurang bersandar pada TUHAN, dan keruwetan mereka memaksa kita untuk mencari dan bersandar kepada Dia.

DUA, agar kita boleh mengalami upgrade dan next level di dalam tabiat dan hikmat kita. Keruwetan mereka akan mempertajam dan mengasah tabiat dan hikmat kita, dan pasti TUHAN turut bekerja sama dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, anak-anak-Nya.

TIGA, agar kita boleh menjadi jawaban bagi mereka, sumber keruwetan yang ada, hingga mereka boleh mengalami lawatan TUHAN di dalam hidup mereka. Ini adalah panggilan TUHAN bagi kita semua. Garam ada untuk mengasinkan yang hambar. Terang ada untuk menerangi yang gelap. Kita ada untuk menjadi jawaban bagi yang ruwet.

Karena itu, jangan kita menjadi tawar hati, tetapi biarlah kita boleh tetap bersemangat untuk melayani mereka, dan memang untuk itulah mereka dihadirkan di dalam hidup kita yang tenang selama ini, agar kita boleh menjadi jawaban bagi mereka.

Friday, June 9, 2017

HIS Breakthrough is OTW

Ketika saya sedang membaca Alkitab saya dan merefleksikannya dengan perjalanan hidup saya selama ini, maka saya melihat bagaimana TUHAN tidak pernah berhenti untuk membawa (bahkan bisa dikatakan sedikit mendesak) saya untuk terus naik dari satu level kehidupan kepada level kehidupan yang lebih tinggi dan lebih besar lagi. Saya percaya, entah kalian sadari atau tidak, sesungguhnya TUHAN juga sedang melakukan perkara yang sama dengan hidup kalian, entah itu di dalam hidup nikah, keluarga, karir, pelayanan, atau apapun aspek hidup kalian. Yup, TUHAN tak pernah berhenti untuk mendorong kita, hingga kita mencapai destini yang tertinggi di dalam hidup kita masing-masing, seperti yang Ia mau.

Alkitab menulis, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa; dan apa juga yang kamu minta dalam nama-Ku, Aku akan melakukannya, supaya Bapa dipermuliakan di dalam Anak.” (Yoh 14:12-13). Luar biasa, firman Tuhan di atas menunjukkan, bagaimana Yesus akan melakukan segala sesuatu, agar kita boleh mengalami terobosan dan masuk ke level yang tinggi lagi di dalam berbagai aspek hidup kita. Itulah TUHAN kita. Ia tidak akan pernah berdiam diri dan senantiasa mendesak kita, untuk melangkah ke next level.

Sebab itu, tak heran Daud berdoa, “Kiranya TUHAN memberi pertambahan kepada kamu, kepada kamu dan kepada anak-anakmu. Diberkatilah kamu oleh TUHAN, yang menjadikan langit dan bumi.” [The LORD shall increase you more and more, you and your children. Ye are blessed of the LORD which made heaven and earth. KJV] (Mzm 115:14). Bahkan, TUHAN sendiri telah berfirman, “Lapangkanlah tempat kemahmu, dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan mengembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi.” (Yes 54:2-3). Perhatikan, TUHAN tak hanya menghendaki, agar kita boleh mengalami next level di dalam berbagai aspek hidup kita, tetapi Ia juga akan memberkati kita, agar kita boleh mengalami terobosan demi terobosan.


Kawan, saya percaya, bahwa kita semua pasti juga rindu untuk mengalami next level di dalam berbagai aspek hidup kita. Apapun itu. Karena itu, mari kita makin melekatkan diri kita kepada TUHAN –sang pemberi terobosan dan sumber segala hikmat, dan selalu mengembangkan seluruh kapasitas diri kita, agar kita boleh siap sedia di dalam segala sesuatu, saat lawatan-Nya menghampiri hidup kita dan membawa kita ke dalam next level dari berbagai aspek hidup kita. Ketahuilah, bahwa ini semua tidak bergantung pada kehebatan kita, tetapi bersandar sepenuhnya pada kasih karunia dan kekuatan kuasa-Nya atas kita. Sebab itu, kuatkan hati kita, lakukan apa yang menjadi bagian kita, dan lihatlah bagaimana TUHAN akan melakukan berbagai terobosan di dalam setiap aspek hidup kita. Be ready! HIS breakthrough is on the way, because the LORD shall increase you more and more, you and your children. Tuhan memberkati.

Tuesday, May 23, 2017

Jangan Lupakan

Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! (Mzm 103:2)

Ketika saya membaca mazmur dari Daud ini, yaitu Mazmur 103, ayat firman Tuhan yang tertulis di atas begitu menarik perhatian saya. Daud, sang pemazmur ini, berkata, “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, ...” tetapi sepertinya ini bukan perkara yang mudah baginya pada saat itu, karena ia lalu melanjutkan lagi, “... janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!” Hmm, sepertinya Daud menyadari, bahwa jiwa kita baru bisa memuji TUHAN dengan sepenuh hati, saat kita diingatkan (lebih tepatnya, disadarkan) kembali akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita. Sebab, pujian kepada TUHAN hanya akan meluap dari hati yang dipenuhi oleh ucapan syukur dan sukacita atas segala kebaikan-Nya, yaitu saat kita senantiasa teringat (tersadar) akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita. Ini lebih dari sekedar menyanyikan lagu-lagu rohani. A gratefull heart!

Kembali kepada apa yang tertulis di dalam Mazmur 103:2 di atas. Ketika saya merenungkan kembali ayat firman Tuhan tersebut, maka saya melihat, bahwa sesungguhnya kita semua berpotensi untuk bisa melupakan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita. Saya melihat, bahwa setidaknya ada dua sikon yang berpotensi untuk membuat kita terlupakan akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita, hingga hati kita tidak lagi dipenuhi oleh ucapan syukur dan sukacita, dan terintangi untuk menaikkan puji-pujian kepada Dia.

SATU, saat hati kita dibutakan oleh berkat-berkat yang telah kita terima, hingga kita tidak lagi mengingat akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita. Jiwa kita tidak lagi melimpah dengan puji-pujian kepada Dia. Kita mulai mengabaikan TUHAN! Ini tidak sepatutnya terjadi. Karena itu, hari ini, mari kita senantiasa sadar diri dan mengingat akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita, dan tidak membiarkan berkat yang telah kita terima membutakan hati kita. Saya berdoa, kiranya segala berkat yang telah kita terima, justru semakin melekatkan hati kita kepada TUHAN, yang telah menyatakan segala kebaikan-Nya kepada kita, hingga jiwa kita senantiasa meluap dengan ucapan syukur, sukacita, dan ... puji-pujian kepada TUHAN kita.

DUA, saat hati kita dipahitkan oleh berbagai problema dan kegagalan yang kita alami, hingga kita tidak lagi teringat akan segala kebaikan TUHAN yang telah kita terima dan selalu tersedia bagi kita. Kita begitu dibutakan dengan sikon kita yang buruk, hingga terlupakan akan segala kebaikan TUHAN atas diri kita. Kita kehilangan kekuatan untuk bangkit dari problema dan kegagalan yang sedang kita hadapi. Ini tidak boleh terjadi! Ketahuilah, bahwa kebaikan TUHAN selalu tersedia bagi kita, anak-anak-Nya –bahkan kebajikan dan kemurahan-Nya senantiasa mengikuti kita, seumur hidup kita. Karena itu, janganlah pernah biarkan segala problema dan kegagalan yang sedang kita alami, membuat kita terlupakan akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita. Saya berdoa, kiranya kita boleh kembali dan senantiasa mengingat akan segala kebaikan TUHAN di tengah berbagai problema dan kegagalan yang sedang kita hadapi, bahwa kebaikan-Nya tidak pernah berhenti untuk melawat hidup kita, dan akan menuntun kita di dalam jalan kemenangan-Nya. Saya berdoa, kiranya puji-pujian kepada TUHAN kembali meluap dari jiwa kita, dan menghancurkan setiap benteng-benteng problema dan kegagalan yang sedang mengepung hidup kita, karena kebaikan-Nya senantiasa melingkupi hidup kita.

Lalu, yang menjadi pertanyaan di sini, mengapa perihal tentang memuji TUHAN begitu penting, hingga Daud memerintahkan kepada jiwanya, “Pujilah TUHAN, hai jiwaku ...” Bahkan, Daud sendiri telah bersaksi, “Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.” (Mazmur 119:164). Saya melihat, bahwa setidaknya ada tiga alasan penting. Pertama, agar kita selalu teringat dan terkoneksi dengan TUHAN, hingga iman kita tetap terpelihara di dalam Kristus –entah kita berada di dalam kondisi yang baik ataupun situasi yang buruk. Kedua, agar iman kita boleh terus bertumbuh dan makin teguh di dalam Kristus, karena telinga kita senantiasa mendengar puji-pujian yang keluar dari hati dan mulut kita. Ketiga, sebab ada dampak yang luar biasa –entah itu pertolongan, kelepasan atau mujizat, saat kita menaikkan puji-pujian kepada TUHAN dengan sepenuh hati yang percaya, karena TUHAN bersemayam di atas puji-pujian kita (Mazmur 22:4). Hmm, tak heran, mengapa Daud begitu perduli tentang memuji TUHAN. Bagaimana dengan kita?

Karena itu, pada akhir dari coretan perenungan saya ini, saya ingin mengajak kalian semua, untuk kita tidak pernah melupakan akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita, agar jiwa kita selalu dipenuhi oleh ucapan syukur, sukacita, dan ... puji-pujian kepada Dia dari waktu ke waktu. Tuhan memberkati.

Thursday, May 18, 2017

Menenangkan Kita

Ada dua perkara yang tidak disukai oleh kebanyakan orang, yaitu hajaran TUHAN dan ajaran TUHAN. Kata 'hajaran' berbicara tentang disiplin yang diberikan TUHAN, saat kita tidak lagi hidup seturut dengan firman Tuhan atau pimpinan Roh Kudus. Padahal, disiplin adalah salah bukti nyata, bahwa kita adalah anak-anak yang dikasihi-Nya, dan bukannya anak-anak gampang. Tujuan Allah jelas sekali, agar kita boleh belajar dan tak lagi mengulangi kebodohan yang sama, agar kita tidak menuai perkara-perkara yang buruk.

Lalu, kata 'ajaran' berbicara bagaimana kita memberikan waktu kita dengan konsisten dan kontinyu untuk belajar firman Tuhan. Ada banyak orang percaya yang kurang berminat untuk belajar firman Tuhan, agar TUHAN boleh mengajar mereka bagaimana mereka harus hidup dan melakukan berbagai hal. Padahal, Yesus telah mengajarkan, bila kita tetap dalam firman-Nya, kita akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kita dari segala macam kebodohan.

Coba renungkan, apa yang tertulis di dalam Mazmur 94:12-13, "Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu, untuk menenangkan dia terhadap hari-hari malapetaka, sampai digali lobang untuk orang fasik." Wow, ternyata ada tujuan yang lebih besar lagi, mengapa kita perlu bersyukur -bahkan dikatakan berbahagia, saat kita menerima hajaran TUHAN, atau kita diingatkan untuk senantiasa bertekun di dalam ajaran dan nasihat-Nya. Kita boleh tetap tenang, saat kita menghadapi hari-hari yang buruk di dalam hidup kita.

Sebab, saat hari-hari yang buruk menerpa hidup kita -apapun itu bentuknya, kita mudah kehilangan ketenangan di dalam menghadapi apa yang sedang terjadi, dan berganti dengan ketakutan, kekuatiran dan kepanikan. Tak hanya itu, kita juga cenderung tergesa-gesa di dalam bertindak, dan pada akhirnya kita pun melakukan banyak kesalahan, serta menuai sejumlah kerugian. Jadi, jelas di sini, bahwa ketenangan adalah kunci penting, agar kita boleh menghadapi hari-hari yang buruk di dalam berbagai aspek hidup kita, dan meraih kemenangan di dalam Kristus.

Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." (Yesaya 30:15)

Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. (1 Petrus 4:7)

Ketika kita menerima hajaran TUHAN, saat langkah-langkah kita menyimpang dari firman Tuhan atau pimpinan Roh Kudus, maka kita sesungguhnya sedang dilatih-Nya untuk tidak hidup menurut daging kita, dan belajar untuk menguasai diri kita. Kita bukan hanya terlatih untuk bertindak hati-hati, tetapi juga untuk mengendalikan pikiran dan tindakan kita, agar kita boleh tetap tenang. Ini adalah perkara yang penting, saat kita menghadapi hari-hari yang buruk di dalam hidup kita. Tak hanya itu, hajaran TUHAN juga memberikan kita satu keyakinan, bahwa Allah mengasihi kita. Inilah yang memberikan kita keyakinan dan juga ketenangan, bahwa TUHAN pasti tidak akan membiarkan kita, karena Ia sungguh perduli dan sangat mengasihi kita.

Ketika kita menerima ajaran TUHAN, saat kita merenungkan firman Tuhan di dalam jam-jam pembacaan Alkitab kita, sesungguhnya kita sedang memberikan manusia rohani kita untuk dibangun oleh Dia. Kita sedang membangun iman kita di dalam Kristus begitu rupa, supaya kita boleh menghadapi hari-hari yang buruk dengan respon yang benar. Kita sedang membangun pengertian kita terhadap firman TUHAN, kasih TUHAN dan kuasa TUHAN. Tak hanya itu, saat kita menghidupi jam-jam pembacaan Alkitab kita, sesungguhnya kita sedang membangun kedekatan (keintiman) kita dengan TUHAN, dan hanya dekat Allah saja kita boleh merasa tenang, meski kita sedang menghadapi hari-hari yang buruk di dalam setiap aspek hidup kita.

Karena itu, mulai hari ini, jangan lagi kita berdukacita, tetapi berbahagialah, saat kita menerima hajaran TUHAN, waktu langkah-langkah kita menyimpang dari firman Tuhan atau pimpinan Roh Kudus. Sebab, kita tahu, bahwa semuanya itu akan mendatangkan kebaikan demi kebaikan bagi kita yang sedang dilatih-Nya. Begitu pula halnya, saat kita memberi diri untuk diajar oleh TUHAN, lewat jam-jam pembacaan Alkitab kita, lakukan dengan sukacita dan penuh gairah, dan bukan dengan hati yang terpaksa atau setengah hati. Sebab, kita juga tahu, bahwa semuanya itu akan membuahkan perkara-perkara yang baik di dalam hidup kita, bagi kita yang sedang diajar dan dilatih oleh-Nya.

Yup, hajaran dan ajaran TUHAN sungguh akan memberikan manfaat bagi hidup kita, bukan hanya untuk hari-hari ini saja, tetapi juga untuk hari-hari yang akan datang, terlebih lagi saat hari-hari yang buruk menerpa hidup kita, agar kita boleh tetap tenang, merespon dengan tepat, dan ... meraih kemenangan di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Gbu.

Saturday, May 6, 2017

Mulailah Hari Ini

Kita akan belajar dari sosok Daud. Ketika kita membaca kitab Mazmur pasal 71, kita akan menemukan, bahwa Tuhanlah pengharapan dan kepercayaan Daud sejak masa mudanya (Mazmur 71:5), bahkan lebih lanjut dituliskan, bahwa kepada-Nyalah Daud telah bertopang sejak dari kandungan (Mazmur 71:6). Karena itu, tak heran, jika Daud lalu menjadi tanda ajaib bagi orang-orang di sekelilingnya, karena mereka melihat bagaimana Tuhan menjadi tempat perlindungan yang kuat bagi dirinya selama ini (Mazmur 71:7).

Ketika kita meneliti lebih lanjut, kita akan menemukan bahwa apa yang telah dilakukan dan dialami oleh Daud sejak masa mudanya tersebut, telah memberikan dampak yang sangat kuat terhadap kehidupan imannya di kemudian hari, bahkan hingga pada masa tua Daud. Alkitab menulis, hingga masa tuanya, Ia tetap menjadikan Tuhan sebagai sumber pengharapan dan kepercayaannya, saat ia menghadapi berbagai pergumulan di dalam hidupnya (Mazmur 71:9).

Daud juga menuliskan di dalam pasal yang sama, bahwa sejak kecil hingga ia bertumbuh menjadi dewasa, Tuhan selalu mengajar dirinya dan bahwa ia selalu memberitakan perbuatan-Nya yang ajaib (Mazmur 71:17). Dan, seperti yang ia tuliskan, bahwa kedua perkara tersebut telah memberikan dampak yang sangat kuat terhadap kehidupan iman Daud di kemudian hari, bahkan hingga sampai masa tua Daud dan putih rambutnya. Daud tetap memberikan diri untuk Tuhan mengajar dirinya dan memberitakan perbuatan-Nya yang ajaib pada masa tuanya bahkan sampai putih rambutnya (Mazmur 71:18).

Nah, lewat beberapa ayat firman Tuhan yang tertulis di dalam Mazmur 71 ini, maka kita bisa belajar -seperti yang telah terjadi pada sosok Daud, bahwa kualitas kehidupan iman yang kita sedang bangun di dalam Tuhan hari ini, akan memberikan dampak yang besar pada kondisi kehidupan iman kita pada masa tua kita. Apakah kita akan makin melekat kepada Tuhan, ataukah makin menjauh dari hidup persekutuan dengan Dia nantinya?

Kita semua pasti memiliki kerinduan yang besar, bahwa kita boleh tetap mengikut dan melayani Tuhan dengan setia hingga masa tua kita, seperti ada tertulis, "Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya." (Mazmur 92:15-16). Ketahuilah, bahwa hal ini tidak terjadi begitu saja, tetapi ini merupakan kasih karunia Tuhan dan buah dari kehidupan iman yang telah kita bangun dengan tekun sebelumnya.

Karena itu, mari kita mulai membangun kehidupan iman kita di dalam Tuhan dengan segenap hati dan senantiasa bersandar pada kasih karunia-Nya, dan oleh anugerah-Nya kita pun boleh tetap mengikuti dan melayani Dia, hingga masa tua kita dan memutih rambut kita. Mulailah hari ini juga. Sedini mungkin. Tuhan memberkati.

Thursday, May 4, 2017

Tiap-tiap Hari

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Matius 6:34

Kita semua pasti mengaminkan kebenaran di atas, bahwa tiap-tiap hari memiliki kesusahan masing-masing. Yup, entah itu di dalam hidup pribadi, hidup nikah, hidup keluarga, hidup bisnis atau hidup misnitri kita, masing-masing memiliki kesusahannya sendiri. Selalu ada saja kesusahan yang kita temui dan hadapi setiap hari di berbagai aspek hidup kita. Besar atau kecil. Berat atau ringan. Ada saja.

Namun, janganlah kita menjadi kecut dan tawar hati, saat kita hendak menuntaskan hari ini atau menyongsong hari esok, karena kita tidak seorang diri menanggung kesusahan kita hari ini ataupun hari esok! Sebab Allah selalu beserta kita, bahkan Ia akan menanggungnya bagi kita. Hari demi hari.

Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita. Sela. Mazmur 68:20

Sebab itu, seperti yang Yesus katakan, jangan kita kuatir akan hari ini dan hari besok, karena Allah adalah keselamatan kita. Hari demi hari Ia akan menanggung bagi kita. Karena itu, kita pasti dapat menanggung kesusahan kita, seperti yang dituliskan Paulus, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Kita hanya perlu menjalani hari ini dan menyongsong hari esok dengan selalu bersandar kepada-Nya di dalam apapun kita lakukan.

Hei, tunggu dulu, apakah hanya itu saja yang Allah lakukan bagi kita tiap-tiap hari? Tentu saja tidak! Ia tidak hanya akan menanggung segala perkara bagi kita hari demi hari, tetapi Allah juga akan mencurahkan rahmat-Nya yang selalu baru tiap pagi. Kita akan melihat dan mengalami rahmat-Nya yang selalu baru tiap pagi, karena kasih setia TUHAN atas kita tak pernah berkesudahan.

Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! Ratapan 3:22-23

Kita akan terpukau dengan kasih setia TUHAN yang tak berkesudahan dan rahmat-Nya yang selalu baru bagi kita tiap pagi, saat kita sedang menjalani hari-hari kita dengan segala kesusahan yang ada. Karena itu, jangan kita berkecil hati, saat kita harus menjalani hari ini dan menyongsong hari esok, karena kasih setia TUHAN yang tak berkesudahan dan rahmat-Nya yang selalu baru tiap pagi selalu tersedia bagi kita, putra-putri-Nya.

Tak hanya itu, seperti yang tertulis di dalam Mazmur 127:2, "... sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur." Wow, luar biasa, bahkan TUHAN telah menyediakan rahmat-Nya yang selalu baru tiap pagi itu, saat kita masih tidur, karena kita sungguh dicintai-Nya. Puji Tuhan!

Karena itu, jalani hari ini dan songsong hari esok, bukan dengan tawar hati atau kecut hati, tetapi dengan hati yang selalu bersandar kepada Tuhan dan penuh kepercayaan kepada Dia. Tuhan memberkati.

Tuesday, May 2, 2017

Hanya Dekat Allah Saja

Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. [Mazmur 62:2-3]

Kebimbangan adalah musuh yang selalu mengintai di dalam setiap momen dan aspek hidup kita, yang hanya akan membuat kita terperangkap di dalam berbagai kekuatiran. Keduanya, yaitu kebimbangan dan kekuatiran, hanya akan menghentikan langkah kita untuk maju dan meraih janji-janji Allah di dalam setiap aspek hidup kita.

Masalahnya, justru pada saat kebimbangan dan kekuatiran itu datang dan menghampiri hidup kita, kita malah menjauh dari Allah. Kita bukannya makin mendekat kepada Allah, kita justru sibuk dengan kekuatiran kita, atau bahkan meringkuk di dalam ketidakberdayaan kita. Hei, sadar dan berbaliklah, kita telah salah langkah! Mendekatlah kepada Allah! Sebab, hanya dari pada-Nyalah keselamatan kita, karena Dialah gunung batu kita dan keselamatan kita, kota benteng kita.

Karena itu, mendekatlah kepada Allah, maka hati dan pikiran kita pun akan menjadi tenang dan tidak lagi goyah, hingga kita beroleh keberanian dan kekuatan untuk maju dan meraih janji-janji Allah di dalam berbagai aspek hidup kita. Tuhan memberkati!

Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. [Yakobus 4:8]

Tuesday, March 7, 2017

Kasih Karunia Allah

Ketika saya membaca 1 Korintus 1:1-31, saya menemukan fakta yang sangat baik dari sosok sang rasul, yaitu cara pandang Paulus terhadap kasih karunia Allah yang bekerja di dalam hidupnya, dan bagaimana semua itu telah mempengaruhi perjalanan pelayanannya sebagai rasul Kristus Yesus. Alkitab telah mencatat track record yang luar biasa dari perjalanan dan pencapaian dari pelayanan Paulus, rasul Kristus Yesus ini. 

SADAR TUJUAN ANUGERAH
Terpujilah Allah, Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, Bapa yang penuh belas kasihan dan Allah sumber segala penghiburan, yang menghibur kami dalam segala penderitaan kami, sehingga kami sanggup menghibur mereka, yang berada dalam bermacam-macam penderitaan dengan penghiburan yang kami terima sendiri dari Allah. 2 Korintus 1:3-4

Paulus sungguh menyadari, bahwa tujuan dari anugerah yang telah ia terima dari Allah, bukan hanya untuk ia nikmati sendiri, tetapi supaya ia juga boleh DISANGGUPKAN untuk menyalurkannya kepada mereka yang membutuhkan.

Kesadaran akan tujuan dari anugerah Allah yang telah diterimanya, telah membuat Paulus begitu bergairah untuk menyalurkan apa yang telah ia terima dari Allah, saat ada orang-orang yang membutuhkan. Hal ini terlihat jelas, bagaimana Paulus begitu bersemangat untuk menjelaskan mengapa ia ingin berbagi dengan mereka, yaitu ... karena dirinya juga telah menerima anugerah Allah.

Bagaimana dengan kita? Apakah kita juga telah bisa melihat dan menyadari tujuan dari anugerah Allah yang telah kita terima, yaitu supaya kita sanggup untuk menjadi berkat bagi komunitas dan sesama kita, serta melakukan semua itu dengan penuh gairah?

SADAR TUJUAN PROBLEMA
Sebab kami mau, saudara-saudara, supaya kamu tahu akan penderitaan yang kami alami di Asia Kecil. Beban yang ditanggungkan atas kami adalah begitu besar dan begitu berat, sehingga kami telah putus asa juga akan hidup kami. Bahkan kami merasa, seolah-olah kami telah dijatuhi hukuman mati. Tetapi hal itu terjadi, supaya kami jangan menaruh kepercayaan pada diri kami sendiri, tetapi hanya kepada Allah yang membangkitkan orang-orang mati. 2 Korintus 1:8-9

Paulus sungguh menyadari, bahwa tujuan dari problema yang ia alami, saat ia melakukan pelayanan sebagai rasul Kristus Yesis, supaya ia TIDAK MENARUH KEPERCAYAAN PADA DIRINYA SENDIRI, tetapi hanya kepada Allah saja. Ia menjadi sadar akan keterbatasan akan kemampuan diri sendiri dan ketergantungan dirinya akan kasih karunia Allah.

Sebab itu, meski terjadi begitu banyak problema dan tantangan di dalam perjalanan pelayanannya, Paulus tidak pernah menjadi kecewa dan putus asa, apalagi sampai mundur dari panggilannya sebagai rasul. Ia tetap bergairah untuk melayani pekerjaan Allah dan makin bersandar kepada Dia.

Bagaimana dengan kita? Apakah berbagai problema yang terjadi dan gesekan yang kita alami selama ini, makin membuat kita bersandar kepada Allah dan bergairah untuk terus menjadi saluran berkat? Ataukah, justru membuat kita menjadi tawar hati dan tidak lagi melayani komunitas kita?

SADAR KARENA KASIH KARUNIA
Inilah yang kami megahkan, yaitu bahwa suara hati kami memberi kesaksian kepada kami, bahwa hidup kami di dunia ini, khususnya dalam hubungan kami dengan kamu, dikuasai oleh ketulusan dan kemurnian dari Allah bukan oleh hikmat duniawi, tetapi oleh kekuatan kasih karunia Allah. 2 Korintus 1:12

Kita tahu, bahwa konsistensi untuk tetap memiliki ketulusan dan kemurnian motivasi di dalam melakukan satu pelayanan adalah perkara yang sangat sulit diterapkan, dan kita sungguh membutuhkan kasih karunia Allah, agar boleh memilikinya. Paulus sungguh menyadari kenyataan tersebut, dan ia tidak ragu-ragu mengakui hal itu, bagaimana kekuatan kasih karunia Allah telah memampukan dirinya, untuk boleh tetap memiliki ketulusan dan kemurnian.

Tak hanya itu, sang rasul juga mengakui dengan penuh kerendahan hati, jika ia boleh ada sebagaimana ia ada, semuanya itu karena kasih karunia Allah (1 Korintus 15:10).

Bagaimana dengan kita? Apakah kita selalu menyadari dan mengakui dengan penuh kerendahan hati, bahwa semua pencapaian yang boleh kita alami hari ini, baik itu di dalam hidup iman, nikah, keluarga, bisnis dan ministri kita, karena kasih karunia Allah yang telah dilimpahkan dan bekerja di dalam berbagai aspek hidup kita? Ataukah, kita justru merasa hebat dan menepuk dada atas semua pencapaian kita selama ini?

PENUTUP
Kawan, biarlah apa yang telah kita pelajari dan renungkan bersama, boleh menjadi inspirasi dan koreksi yang bermanfaat bagi kita semua, agar kita boleh semakin maksimal di dalam setiap aspek hidup kita. Gbu.

Friday, March 3, 2017

Tidak Berkata Benar tentang TUHAN

Ayub 42:7 : Setelah TUHAN mengucapkan firman itu kepada Ayub, maka firman TUHAN kepada Elifas, orang Téman: "Murka-Ku menyala terhadap engkau dan terhadap kedua sahabatmu, karena kamu tidak berkata benar tentang Aku seperti hamba-Ku Ayub."

Alkitab mencatat, bahwa kesalahan ketiga sahabat Ayub -hingga TUHAN hendak melakukan aniaya terhadap mereka (Ayb 42:8), karena mereka telah berkata tidak benar tentang Dia di hadapan Ayub.

Kalimat 'tidak berkata benar tentang Aku' menunjukkan bahwa ketiga sahabat Ayub telah mengucapkan statement yang membuat orang yang mendengarkan mereka, memiliki persepsi yang keliru tentang Allah dan maksud-Nya (dan di dalam konyeks ini adalah apa yang mereka telah katakan tentang TUHAN kepada Ayub, sahabat mereka).

Kawan, berbicara tentang konteks 'tidak berkata benar tentang Aku' ini, ada dua kata-kata yang akan kita cermati bersama, yaitu 1) kata-kata yang menyesatkan, dan 2) kata-kata yang terlalu cepat menghakimi.

Kita akan melihat kata-kata yang pertama, yaitu kata-kata yang MENYESATKAN. Ini berbicara tentang pernyataan (kata-kata) yang tidak sesuai dengan prinsip firman Tuhan. Hal ini mengingatkan kita, untuk belajar firman Tuhan dengan baik, agar kita boleh mengenal kebenaran (Yoh 8:31-32), serta senantiasa meminta tuntunan Roh Kudus untuk membawa kita ke dalam seluruh kebenaran (Yoh 16:13), agar kita boleh dihindarkan dari 'tidak berkata benar tentang Aku'.

Alkitab menulis : Awasilah dirimu sendiri dan awasilah ajaranmu. Bertekunlah dalam semuanya itu, karena dengan berbuat demikian engkau akan menyelamatkan dirimu dan semua orang yang mendengar engkau. (1 Tim 4:16).

Kini, kita akan melihat kata-kata yang kedua, yaitu kata-kata yang TERLALU CEPAT MENGHAKIMI. Ini berbicara secara khusus tentang pernyataan (kata-kata) yang terlalu cepat menyimpulkan bahwa keadaan buruk yang dialami orang sebagai akibat dari adanya dosa yang telah terjadi, dan TUHAN tidak suka (marah) dan telah menghukum mereka. Inilah yang telah dilakukan oleh ketiga sahabat Ayub. Mereka terlalu cepat menyimpulkan keadaan Ayub yang begitu buruk dengan kemungkinan adanya dosa yang belum dibereskan, hingga hal itu mendatangkan hukuman Tuhan atas Ayub, agar ia jera dan bertobat.

Akibatnya, bukannya Ayub boleh dikuatkan dan tetap percaya kepada TUHAN, ia malah memiliki persepsi yang keliru tentang Allah dan maksud-Nya berkaitan dengan situasi dan kondisi yang dialaminya. Lalu, Ayub pun mulai berbantah dengan ketiga sahabatnya, bahkan terpancing untuk mengecam, malah sampai mencela TUHAN (Ayb 39:34-35).

Alkitab menulis : Karena itu janganlah kita saling menghakimi lagi! Tetapi lebih baik kamu menganut pandangan ini: Jangan kita membuat saudara kita jatuh atau tersandung! (Rom 14:13).

Kawan, kita masih bisa melakukan kesalahan saat mengajar orang lain, dan semua bisa segera diselesaikan begitu kita mengakui kesalahan kita dan mengoreksi apa yang telah kita ajarkan tersebut. Namun, begitu kita terlalu cepat memghakimi orang lain, meski kita telah melakukan pemberesan, tetapi luka akibat penghakiman tersebut tak mudah untuk disembuhkan. Butuh waktu lama.

Tak hanya itu, saat kita terlalu cepat untuk menghakimi situasi dan kondisi orang lain, sesungguhnya kita sedang menggeser posisi TUHAN atas hidup kita dan orang itu, karena hanya Dia yang BERHAK untuk menghakimi.

Kiranya, coretan singkat ini, boleh menjadi reminder bagi kita semua, untuk berhati-hati dengan apa yang kita ajarkan dan jangan terlalu cepat untuk menghakimi, bahkan jika perlu ... jangan kita menghakimi lagi! Tuhan memberkati.