Pages

Sunday, August 23, 2020

Cara Kita Mendengar

Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya. Lukas 8:18

Ketika saya membaca ayat firman Tuhan ini -khususnya pada bagian kalimat yang telah saya bold di atas, barulah saya bisa mengerti mengapa ada banyak orang (termasuk juga orang-orang percaya) seringkali memiliki respon yang keliru atau tidak tepat, saat mereka mendengar atau menerima suatu perkataan tertentu. Kata 'perkataan' di sini tidak hanya berbicara mengenai kotbah yang kita dengar, tetapi juga termasuk masukan, nasehat, saran, koreksi, teguran, kritik atau cerita yang kita dengar. Intinya, segala bentuk ucapan orang yang disampaikan kepada kita. 


Cara kita mendengar! Inilah yang menyebabkan munculnya berbagai reaksi atau respon dari diri kita -entah itu baik atau buruk, saat kita mendengar atau menerima suatu perkataan tertentu. Kata cara tentang sikap hati atau mindset kita, saat kita mendengar ucapan atau cerita orang -entah itu berkaitan langsung atau tidak langsung dengan diri kita. Contoh, misalnya, saat kita menerima masukan tertentu dari orang lain tentang apa yang telah kita kerjakan, jika kita memiliki sikap hati atau mindset yang benar, kita akan melihat dan menerima hal itu sebagai informasi dan motivasi untuk mengerjakan dengan lebih baik lagi apa yang telah kita kerjakan itu. Intinya, kita bisa melihat dan menerima masukan itu dengan sukacita -entah siapapun yang menyampaikan, meski pada saat pertama kali kita mendengar masukan itu, hal itu sempat mendatangkan dukacita bagi ego kita. Apalagi, jika ternyata masukan itu berasal dari orang-orang yang kita harapkan, bahwa kita akan beroleh apresiasi atau pujian atas apa yang telah kita kerjakan.


Namun, jika kita memiliki sikap hati atau mindset yang salah terhadap masukan yang diberikan orang lain, kita akan menganggap hal itu sebagai sikap tidak menghargai apa yang telah kita kerjakan, lalu kita pun menjadi kecewa, merasa gagal dan patah semangat, maka ... kita akan kehilangan momentum untuk boleh mengerjakan dengan jauh lebih baik lagi dan mengalami level up atas apa yang telah kita kerjakan tersebut. Hal ini tidak boleh terjadi di dalam hidup kita, karena hanya akan 1] mendatangkan banyak kerugian bagi hidup kita sendiri -bukan bagi orang lain, dan tentu saja hal ini akan 2] mendatangkan keuntungan yang besar bagi si jahat, untuk ia boleh semakin merintangi langkah kita untuk mengalami penggenapan rencana TUHAN yang luar biasa atas hidup kita.


Kawan, apa yang tertulis di atas baru merupakan satu contoh saja, betapa pentingnya untuk kita memperhatikan cara kita mendengar atau menerima suatu perkataan tertentu dari orang-orang yang ada di sekitar kita, yaitu memiliki sikap hati atau mindset yang benar, agar kita tidak mengalami banyak kerugian, tetapi justru kita boleh menuai berkat besar yang terkandung di dalamnya, dan ... yang terlebih penting lagi, si jahat tidak beroleh kesempatan atau keuntungan apapun atas hidup kita. Hal yang sama juga berlaku, saat kita mendengar kotbah, nasehat, saran, koreksi, teguran dan kritik dari siapapun, bahkan ejekan dari orang-orang yang tidak menyukai kita, seperti yang Yesus ajarkan kepada kita semua -melalui apa yang tertulis Lukas 8:18, "Karena itu, perhatikan cara kamu mendengar."


Bertekun

Sebab itu janganlah kamu melepaskan kepercayaanmu, karena besar upah yang menantinya. Se­bab kamu memerlukan ketekunan, supaya sesudah kamu melakukan kehendak Allah, kamu mem­per­oleh apa yang dijanjikan itu. Ibrani 10:35-36


Bro & Sis, tetap berdoa, tetap berharap dan tetap melakukan bagian kita di dalam situasi dan kondisi yang tidak ideal –yaitu di tengah wabah virus Covid 19, seperti yang sedang kita alami hari-hari ini, bukanlah perkara yang mudah. Kita mungkin masih berdoa, masih berharap dan masih me­lakukan bagian kita, tetapi kadar kepercayaan kita mulai merosot, seiring dengan perjalanan waktu me­nan­ti­kan badai segera berlalu. Kita mu­lai merasa letih untuk tetap percaya, karena kita masih belum ju­ga melihat titik terang, bahkan yang terlihat justru awan gelap yang menanti di depan kita. Ke­­tika kita mulai merasa letih untuk tetap percaya, kita pun akan mulai lesu untuk tetap berdoa, tetap ber­­ha­rap dan tetap melakukan bagian kita di dalam situasi dan kondisi yang sedang kita hadapi hari-hari ini. Kita mengalami keletihan dan kelesuan di dalam penantian kita.


Ketahuilah, mengalami keletihan dan kelesuan di dalam penantian kita –khususnya di tengah wa­bah vi­rus Covid 19 ini, merupakan perkara yang sangat wajar dan manusiawi sekali. Namun, ki­ta ti­dak bo­leh membiarkan keletihan dan kelesuan ini menggerogoti kehidupan kita, tetapi kita harus me­nak­luk­­kan semua itu. Karena itu, kita harus menguatkan kepercayaan kita ke­pa­da TU­HAN dan fir­man-Nya, agar kita beroleh kekuatan untuk tetap ber­doa, tetap berharap dan te­tap me­la­ku­­kan ba­gian kita di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Sebab kita me­mer­lukan ketekunan, su­­pa­ya se­­sudah kita melakukan ke­hen­dak Allah –yaitu untuk tetap berdoa, tetap ber­­harap dan tetap me­la­ku­kan ba­gi­an kita, kita mem­per­oleh apa yang dijanjikan itu. Bro & Sis, ini adalah janji firman Tuhan bagi kita se­mua, yang tetap bertekun untuk berdoa, berharap dan melakukan bagian ki­ta, hingga badai wabah Covid 19 ini berlalu dari hidup kita, keluarga kita, kota kita dan negeri kita.


Kata bertekun berbicara bahwa kita bukan hanya masih berdoa, masih berharap dan masih melaku­kan bagian kita saja, tetapi berbicara kita tetap berdoa, tetap berharap dan tetap melakukan bagian kita dengan kadar keyakinan dan kegairahan yang tetap menyala-nyala di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu, oleh kasih karunia TUHAN dan kekuatan Roh Kudus, marilah kita mau te­tap percaya dan terus menguatkan ke­per­cayaan kita kepada Dia dan fir­­man-Nya, meski badai wabah Covid 19 masih belum juga ber­lalu hari ini. Kita tidak boleh menjadi letih dan lesu –apalagi sampai menyerah di dalam penantian kita, tetapi kita harus tetap bertekun, hingga kita menerima apa yang telah dijanjikan itu, yaitu kemenangan di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.


Doa saya, bahwa apa yang telah saya bagi­kan ini boleh menjadi kekuatan bagi kita semua –khu­sus­nya bagi kalian yang merasa letih dan lesu saat ini, agar kita boleh terus bertekun untuk tetap ber­doa, tetap berharap dan tetap melakukan bagian kita, hingga badai wa­bah virus Co­vid 19 ini ter­ha­lau dari hidup kita, keluarga kita, kota kita dan negeri kita. Tuhan memberkati. Amin.