Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar. Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, tetapi siapa yang tidak mempunyai, dari padanya akan diambil, juga apa yang ia anggap ada padanya. Lukas 8:18
Ketika saya membaca ayat firman Tuhan ini -khususnya pada bagian kalimat yang telah saya bold di atas, barulah saya bisa mengerti mengapa ada banyak orang (termasuk juga orang-orang percaya) seringkali memiliki respon yang keliru atau tidak tepat, saat mereka mendengar atau menerima suatu perkataan tertentu. Kata 'perkataan' di sini tidak hanya berbicara mengenai kotbah yang kita dengar, tetapi juga termasuk masukan, nasehat, saran, koreksi, teguran, kritik atau cerita yang kita dengar. Intinya, segala bentuk ucapan orang yang disampaikan kepada kita.
Cara kita mendengar! Inilah yang menyebabkan munculnya berbagai reaksi atau respon dari diri kita -entah itu baik atau buruk, saat kita mendengar atau menerima suatu perkataan tertentu. Kata cara tentang sikap hati atau mindset kita, saat kita mendengar ucapan atau cerita orang -entah itu berkaitan langsung atau tidak langsung dengan diri kita. Contoh, misalnya, saat kita menerima masukan tertentu dari orang lain tentang apa yang telah kita kerjakan, jika kita memiliki sikap hati atau mindset yang benar, kita akan melihat dan menerima hal itu sebagai informasi dan motivasi untuk mengerjakan dengan lebih baik lagi apa yang telah kita kerjakan itu. Intinya, kita bisa melihat dan menerima masukan itu dengan sukacita -entah siapapun yang menyampaikan, meski pada saat pertama kali kita mendengar masukan itu, hal itu sempat mendatangkan dukacita bagi ego kita. Apalagi, jika ternyata masukan itu berasal dari orang-orang yang kita harapkan, bahwa kita akan beroleh apresiasi atau pujian atas apa yang telah kita kerjakan.
Namun, jika kita memiliki sikap hati atau mindset yang salah terhadap masukan yang diberikan orang lain, kita akan menganggap hal itu sebagai sikap tidak menghargai apa yang telah kita kerjakan, lalu kita pun menjadi kecewa, merasa gagal dan patah semangat, maka ... kita akan kehilangan momentum untuk boleh mengerjakan dengan jauh lebih baik lagi dan mengalami level up atas apa yang telah kita kerjakan tersebut. Hal ini tidak boleh terjadi di dalam hidup kita, karena hanya akan 1] mendatangkan banyak kerugian bagi hidup kita sendiri -bukan bagi orang lain, dan tentu saja hal ini akan 2] mendatangkan keuntungan yang besar bagi si jahat, untuk ia boleh semakin merintangi langkah kita untuk mengalami penggenapan rencana TUHAN yang luar biasa atas hidup kita.
Kawan, apa yang tertulis di atas baru merupakan satu contoh saja, betapa pentingnya untuk kita memperhatikan cara kita mendengar atau menerima suatu perkataan tertentu dari orang-orang yang ada di sekitar kita, yaitu memiliki sikap hati atau mindset yang benar, agar kita tidak mengalami banyak kerugian, tetapi justru kita boleh menuai berkat besar yang terkandung di dalamnya, dan ... yang terlebih penting lagi, si jahat tidak beroleh kesempatan atau keuntungan apapun atas hidup kita. Hal yang sama juga berlaku, saat kita mendengar kotbah, nasehat, saran, koreksi, teguran dan kritik dari siapapun, bahkan ejekan dari orang-orang yang tidak menyukai kita, seperti yang Yesus ajarkan kepada kita semua -melalui apa yang tertulis Lukas 8:18, "Karena itu, perhatikan cara kamu mendengar."