Pages

Tuesday, May 23, 2017

Jangan Lupakan

Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya! (Mzm 103:2)

Ketika saya membaca mazmur dari Daud ini, yaitu Mazmur 103, ayat firman Tuhan yang tertulis di atas begitu menarik perhatian saya. Daud, sang pemazmur ini, berkata, “Pujilah TUHAN, hai jiwaku, ...” tetapi sepertinya ini bukan perkara yang mudah baginya pada saat itu, karena ia lalu melanjutkan lagi, “... janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!” Hmm, sepertinya Daud menyadari, bahwa jiwa kita baru bisa memuji TUHAN dengan sepenuh hati, saat kita diingatkan (lebih tepatnya, disadarkan) kembali akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita. Sebab, pujian kepada TUHAN hanya akan meluap dari hati yang dipenuhi oleh ucapan syukur dan sukacita atas segala kebaikan-Nya, yaitu saat kita senantiasa teringat (tersadar) akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita. Ini lebih dari sekedar menyanyikan lagu-lagu rohani. A gratefull heart!

Kembali kepada apa yang tertulis di dalam Mazmur 103:2 di atas. Ketika saya merenungkan kembali ayat firman Tuhan tersebut, maka saya melihat, bahwa sesungguhnya kita semua berpotensi untuk bisa melupakan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita. Saya melihat, bahwa setidaknya ada dua sikon yang berpotensi untuk membuat kita terlupakan akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita, hingga hati kita tidak lagi dipenuhi oleh ucapan syukur dan sukacita, dan terintangi untuk menaikkan puji-pujian kepada Dia.

SATU, saat hati kita dibutakan oleh berkat-berkat yang telah kita terima, hingga kita tidak lagi mengingat akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita. Jiwa kita tidak lagi melimpah dengan puji-pujian kepada Dia. Kita mulai mengabaikan TUHAN! Ini tidak sepatutnya terjadi. Karena itu, hari ini, mari kita senantiasa sadar diri dan mengingat akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita, dan tidak membiarkan berkat yang telah kita terima membutakan hati kita. Saya berdoa, kiranya segala berkat yang telah kita terima, justru semakin melekatkan hati kita kepada TUHAN, yang telah menyatakan segala kebaikan-Nya kepada kita, hingga jiwa kita senantiasa meluap dengan ucapan syukur, sukacita, dan ... puji-pujian kepada TUHAN kita.

DUA, saat hati kita dipahitkan oleh berbagai problema dan kegagalan yang kita alami, hingga kita tidak lagi teringat akan segala kebaikan TUHAN yang telah kita terima dan selalu tersedia bagi kita. Kita begitu dibutakan dengan sikon kita yang buruk, hingga terlupakan akan segala kebaikan TUHAN atas diri kita. Kita kehilangan kekuatan untuk bangkit dari problema dan kegagalan yang sedang kita hadapi. Ini tidak boleh terjadi! Ketahuilah, bahwa kebaikan TUHAN selalu tersedia bagi kita, anak-anak-Nya –bahkan kebajikan dan kemurahan-Nya senantiasa mengikuti kita, seumur hidup kita. Karena itu, janganlah pernah biarkan segala problema dan kegagalan yang sedang kita alami, membuat kita terlupakan akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita. Saya berdoa, kiranya kita boleh kembali dan senantiasa mengingat akan segala kebaikan TUHAN di tengah berbagai problema dan kegagalan yang sedang kita hadapi, bahwa kebaikan-Nya tidak pernah berhenti untuk melawat hidup kita, dan akan menuntun kita di dalam jalan kemenangan-Nya. Saya berdoa, kiranya puji-pujian kepada TUHAN kembali meluap dari jiwa kita, dan menghancurkan setiap benteng-benteng problema dan kegagalan yang sedang mengepung hidup kita, karena kebaikan-Nya senantiasa melingkupi hidup kita.

Lalu, yang menjadi pertanyaan di sini, mengapa perihal tentang memuji TUHAN begitu penting, hingga Daud memerintahkan kepada jiwanya, “Pujilah TUHAN, hai jiwaku ...” Bahkan, Daud sendiri telah bersaksi, “Tujuh kali dalam sehari aku memuji-muji Engkau, karena hukum-hukum-Mu yang adil.” (Mazmur 119:164). Saya melihat, bahwa setidaknya ada tiga alasan penting. Pertama, agar kita selalu teringat dan terkoneksi dengan TUHAN, hingga iman kita tetap terpelihara di dalam Kristus –entah kita berada di dalam kondisi yang baik ataupun situasi yang buruk. Kedua, agar iman kita boleh terus bertumbuh dan makin teguh di dalam Kristus, karena telinga kita senantiasa mendengar puji-pujian yang keluar dari hati dan mulut kita. Ketiga, sebab ada dampak yang luar biasa –entah itu pertolongan, kelepasan atau mujizat, saat kita menaikkan puji-pujian kepada TUHAN dengan sepenuh hati yang percaya, karena TUHAN bersemayam di atas puji-pujian kita (Mazmur 22:4). Hmm, tak heran, mengapa Daud begitu perduli tentang memuji TUHAN. Bagaimana dengan kita?

Karena itu, pada akhir dari coretan perenungan saya ini, saya ingin mengajak kalian semua, untuk kita tidak pernah melupakan akan segala kebaikan TUHAN di dalam hidup kita, agar jiwa kita selalu dipenuhi oleh ucapan syukur, sukacita, dan ... puji-pujian kepada Dia dari waktu ke waktu. Tuhan memberkati.

Thursday, May 18, 2017

Menenangkan Kita

Ada dua perkara yang tidak disukai oleh kebanyakan orang, yaitu hajaran TUHAN dan ajaran TUHAN. Kata 'hajaran' berbicara tentang disiplin yang diberikan TUHAN, saat kita tidak lagi hidup seturut dengan firman Tuhan atau pimpinan Roh Kudus. Padahal, disiplin adalah salah bukti nyata, bahwa kita adalah anak-anak yang dikasihi-Nya, dan bukannya anak-anak gampang. Tujuan Allah jelas sekali, agar kita boleh belajar dan tak lagi mengulangi kebodohan yang sama, agar kita tidak menuai perkara-perkara yang buruk.

Lalu, kata 'ajaran' berbicara bagaimana kita memberikan waktu kita dengan konsisten dan kontinyu untuk belajar firman Tuhan. Ada banyak orang percaya yang kurang berminat untuk belajar firman Tuhan, agar TUHAN boleh mengajar mereka bagaimana mereka harus hidup dan melakukan berbagai hal. Padahal, Yesus telah mengajarkan, bila kita tetap dalam firman-Nya, kita akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kita dari segala macam kebodohan.

Coba renungkan, apa yang tertulis di dalam Mazmur 94:12-13, "Berbahagialah orang yang Kauhajar, ya TUHAN, dan yang Kauajari dari Taurat-Mu, untuk menenangkan dia terhadap hari-hari malapetaka, sampai digali lobang untuk orang fasik." Wow, ternyata ada tujuan yang lebih besar lagi, mengapa kita perlu bersyukur -bahkan dikatakan berbahagia, saat kita menerima hajaran TUHAN, atau kita diingatkan untuk senantiasa bertekun di dalam ajaran dan nasihat-Nya. Kita boleh tetap tenang, saat kita menghadapi hari-hari yang buruk di dalam hidup kita.

Sebab, saat hari-hari yang buruk menerpa hidup kita -apapun itu bentuknya, kita mudah kehilangan ketenangan di dalam menghadapi apa yang sedang terjadi, dan berganti dengan ketakutan, kekuatiran dan kepanikan. Tak hanya itu, kita juga cenderung tergesa-gesa di dalam bertindak, dan pada akhirnya kita pun melakukan banyak kesalahan, serta menuai sejumlah kerugian. Jadi, jelas di sini, bahwa ketenangan adalah kunci penting, agar kita boleh menghadapi hari-hari yang buruk di dalam berbagai aspek hidup kita, dan meraih kemenangan di dalam Kristus.

Sebab beginilah firman Tuhan ALLAH, Yang Mahakudus, Allah Israel: "Dengan bertobat dan tinggal diam kamu akan diselamatkan, dalam tinggal tenang dan percaya terletak kekuatanmu." (Yesaya 30:15)

Kesudahan segala sesuatu sudah dekat. Karena itu kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa. (1 Petrus 4:7)

Ketika kita menerima hajaran TUHAN, saat langkah-langkah kita menyimpang dari firman Tuhan atau pimpinan Roh Kudus, maka kita sesungguhnya sedang dilatih-Nya untuk tidak hidup menurut daging kita, dan belajar untuk menguasai diri kita. Kita bukan hanya terlatih untuk bertindak hati-hati, tetapi juga untuk mengendalikan pikiran dan tindakan kita, agar kita boleh tetap tenang. Ini adalah perkara yang penting, saat kita menghadapi hari-hari yang buruk di dalam hidup kita. Tak hanya itu, hajaran TUHAN juga memberikan kita satu keyakinan, bahwa Allah mengasihi kita. Inilah yang memberikan kita keyakinan dan juga ketenangan, bahwa TUHAN pasti tidak akan membiarkan kita, karena Ia sungguh perduli dan sangat mengasihi kita.

Ketika kita menerima ajaran TUHAN, saat kita merenungkan firman Tuhan di dalam jam-jam pembacaan Alkitab kita, sesungguhnya kita sedang memberikan manusia rohani kita untuk dibangun oleh Dia. Kita sedang membangun iman kita di dalam Kristus begitu rupa, supaya kita boleh menghadapi hari-hari yang buruk dengan respon yang benar. Kita sedang membangun pengertian kita terhadap firman TUHAN, kasih TUHAN dan kuasa TUHAN. Tak hanya itu, saat kita menghidupi jam-jam pembacaan Alkitab kita, sesungguhnya kita sedang membangun kedekatan (keintiman) kita dengan TUHAN, dan hanya dekat Allah saja kita boleh merasa tenang, meski kita sedang menghadapi hari-hari yang buruk di dalam setiap aspek hidup kita.

Karena itu, mulai hari ini, jangan lagi kita berdukacita, tetapi berbahagialah, saat kita menerima hajaran TUHAN, waktu langkah-langkah kita menyimpang dari firman Tuhan atau pimpinan Roh Kudus. Sebab, kita tahu, bahwa semuanya itu akan mendatangkan kebaikan demi kebaikan bagi kita yang sedang dilatih-Nya. Begitu pula halnya, saat kita memberi diri untuk diajar oleh TUHAN, lewat jam-jam pembacaan Alkitab kita, lakukan dengan sukacita dan penuh gairah, dan bukan dengan hati yang terpaksa atau setengah hati. Sebab, kita juga tahu, bahwa semuanya itu akan membuahkan perkara-perkara yang baik di dalam hidup kita, bagi kita yang sedang diajar dan dilatih oleh-Nya.

Yup, hajaran dan ajaran TUHAN sungguh akan memberikan manfaat bagi hidup kita, bukan hanya untuk hari-hari ini saja, tetapi juga untuk hari-hari yang akan datang, terlebih lagi saat hari-hari yang buruk menerpa hidup kita, agar kita boleh tetap tenang, merespon dengan tepat, dan ... meraih kemenangan di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Gbu.

Saturday, May 6, 2017

Mulailah Hari Ini

Kita akan belajar dari sosok Daud. Ketika kita membaca kitab Mazmur pasal 71, kita akan menemukan, bahwa Tuhanlah pengharapan dan kepercayaan Daud sejak masa mudanya (Mazmur 71:5), bahkan lebih lanjut dituliskan, bahwa kepada-Nyalah Daud telah bertopang sejak dari kandungan (Mazmur 71:6). Karena itu, tak heran, jika Daud lalu menjadi tanda ajaib bagi orang-orang di sekelilingnya, karena mereka melihat bagaimana Tuhan menjadi tempat perlindungan yang kuat bagi dirinya selama ini (Mazmur 71:7).

Ketika kita meneliti lebih lanjut, kita akan menemukan bahwa apa yang telah dilakukan dan dialami oleh Daud sejak masa mudanya tersebut, telah memberikan dampak yang sangat kuat terhadap kehidupan imannya di kemudian hari, bahkan hingga pada masa tua Daud. Alkitab menulis, hingga masa tuanya, Ia tetap menjadikan Tuhan sebagai sumber pengharapan dan kepercayaannya, saat ia menghadapi berbagai pergumulan di dalam hidupnya (Mazmur 71:9).

Daud juga menuliskan di dalam pasal yang sama, bahwa sejak kecil hingga ia bertumbuh menjadi dewasa, Tuhan selalu mengajar dirinya dan bahwa ia selalu memberitakan perbuatan-Nya yang ajaib (Mazmur 71:17). Dan, seperti yang ia tuliskan, bahwa kedua perkara tersebut telah memberikan dampak yang sangat kuat terhadap kehidupan iman Daud di kemudian hari, bahkan hingga sampai masa tua Daud dan putih rambutnya. Daud tetap memberikan diri untuk Tuhan mengajar dirinya dan memberitakan perbuatan-Nya yang ajaib pada masa tuanya bahkan sampai putih rambutnya (Mazmur 71:18).

Nah, lewat beberapa ayat firman Tuhan yang tertulis di dalam Mazmur 71 ini, maka kita bisa belajar -seperti yang telah terjadi pada sosok Daud, bahwa kualitas kehidupan iman yang kita sedang bangun di dalam Tuhan hari ini, akan memberikan dampak yang besar pada kondisi kehidupan iman kita pada masa tua kita. Apakah kita akan makin melekat kepada Tuhan, ataukah makin menjauh dari hidup persekutuan dengan Dia nantinya?

Kita semua pasti memiliki kerinduan yang besar, bahwa kita boleh tetap mengikut dan melayani Tuhan dengan setia hingga masa tua kita, seperti ada tertulis, "Pada masa tua pun mereka masih berbuah, menjadi gemuk dan segar, untuk memberitakan, bahwa TUHAN itu benar, bahwa Ia gunung batuku dan tidak ada kecurangan pada-Nya." (Mazmur 92:15-16). Ketahuilah, bahwa hal ini tidak terjadi begitu saja, tetapi ini merupakan kasih karunia Tuhan dan buah dari kehidupan iman yang telah kita bangun dengan tekun sebelumnya.

Karena itu, mari kita mulai membangun kehidupan iman kita di dalam Tuhan dengan segenap hati dan senantiasa bersandar pada kasih karunia-Nya, dan oleh anugerah-Nya kita pun boleh tetap mengikuti dan melayani Dia, hingga masa tua kita dan memutih rambut kita. Mulailah hari ini juga. Sedini mungkin. Tuhan memberkati.

Thursday, May 4, 2017

Tiap-tiap Hari

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari. Matius 6:34

Kita semua pasti mengaminkan kebenaran di atas, bahwa tiap-tiap hari memiliki kesusahan masing-masing. Yup, entah itu di dalam hidup pribadi, hidup nikah, hidup keluarga, hidup bisnis atau hidup misnitri kita, masing-masing memiliki kesusahannya sendiri. Selalu ada saja kesusahan yang kita temui dan hadapi setiap hari di berbagai aspek hidup kita. Besar atau kecil. Berat atau ringan. Ada saja.

Namun, janganlah kita menjadi kecut dan tawar hati, saat kita hendak menuntaskan hari ini atau menyongsong hari esok, karena kita tidak seorang diri menanggung kesusahan kita hari ini ataupun hari esok! Sebab Allah selalu beserta kita, bahkan Ia akan menanggungnya bagi kita. Hari demi hari.

Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita; Allah adalah keselamatan kita. Sela. Mazmur 68:20

Sebab itu, seperti yang Yesus katakan, jangan kita kuatir akan hari ini dan hari besok, karena Allah adalah keselamatan kita. Hari demi hari Ia akan menanggung bagi kita. Karena itu, kita pasti dapat menanggung kesusahan kita, seperti yang dituliskan Paulus, "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Filipi 4:13). Kita hanya perlu menjalani hari ini dan menyongsong hari esok dengan selalu bersandar kepada-Nya di dalam apapun kita lakukan.

Hei, tunggu dulu, apakah hanya itu saja yang Allah lakukan bagi kita tiap-tiap hari? Tentu saja tidak! Ia tidak hanya akan menanggung segala perkara bagi kita hari demi hari, tetapi Allah juga akan mencurahkan rahmat-Nya yang selalu baru tiap pagi. Kita akan melihat dan mengalami rahmat-Nya yang selalu baru tiap pagi, karena kasih setia TUHAN atas kita tak pernah berkesudahan.

Tak berkesudahan kasih setia TUHAN, tak habis-habisnya rahmat-Nya, selalu baru tiap pagi; besar kesetiaan-Mu! Ratapan 3:22-23

Kita akan terpukau dengan kasih setia TUHAN yang tak berkesudahan dan rahmat-Nya yang selalu baru bagi kita tiap pagi, saat kita sedang menjalani hari-hari kita dengan segala kesusahan yang ada. Karena itu, jangan kita berkecil hati, saat kita harus menjalani hari ini dan menyongsong hari esok, karena kasih setia TUHAN yang tak berkesudahan dan rahmat-Nya yang selalu baru tiap pagi selalu tersedia bagi kita, putra-putri-Nya.

Tak hanya itu, seperti yang tertulis di dalam Mazmur 127:2, "... sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur." Wow, luar biasa, bahkan TUHAN telah menyediakan rahmat-Nya yang selalu baru tiap pagi itu, saat kita masih tidur, karena kita sungguh dicintai-Nya. Puji Tuhan!

Karena itu, jalani hari ini dan songsong hari esok, bukan dengan tawar hati atau kecut hati, tetapi dengan hati yang selalu bersandar kepada Tuhan dan penuh kepercayaan kepada Dia. Tuhan memberkati.

Tuesday, May 2, 2017

Hanya Dekat Allah Saja

Hanya dekat Allah saja aku tenang, dari pada-Nyalah keselamatanku. Hanya Dialah gunung batuku dan keselamatanku, kota bentengku, aku tidak akan goyah. [Mazmur 62:2-3]

Kebimbangan adalah musuh yang selalu mengintai di dalam setiap momen dan aspek hidup kita, yang hanya akan membuat kita terperangkap di dalam berbagai kekuatiran. Keduanya, yaitu kebimbangan dan kekuatiran, hanya akan menghentikan langkah kita untuk maju dan meraih janji-janji Allah di dalam setiap aspek hidup kita.

Masalahnya, justru pada saat kebimbangan dan kekuatiran itu datang dan menghampiri hidup kita, kita malah menjauh dari Allah. Kita bukannya makin mendekat kepada Allah, kita justru sibuk dengan kekuatiran kita, atau bahkan meringkuk di dalam ketidakberdayaan kita. Hei, sadar dan berbaliklah, kita telah salah langkah! Mendekatlah kepada Allah! Sebab, hanya dari pada-Nyalah keselamatan kita, karena Dialah gunung batu kita dan keselamatan kita, kota benteng kita.

Karena itu, mendekatlah kepada Allah, maka hati dan pikiran kita pun akan menjadi tenang dan tidak lagi goyah, hingga kita beroleh keberanian dan kekuatan untuk maju dan meraih janji-janji Allah di dalam berbagai aspek hidup kita. Tuhan memberkati!

Mendekatlah kepada Allah, dan Ia akan mendekat kepadamu. [Yakobus 4:8]