Pages

Wednesday, June 19, 2019

Tak Kenal, maka Tak Sayang

Mazmur 91:1-2
Orang yang duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa akan berkata kepada TUHAN: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, yang kupercayai."

Kita semua pasti pernah mendengar ungkapan ini ... tak kenal, maka tak sayang. Maksudnya, jika kita masih belum mengenal atau mencoba sesuatu hal, kita tidak akan benar-benar menyukai atau menyenangi hal tersebut, meski banyak orang yang mempromosikannya. Ini adalah hal yang lumrah dan wajar.

Hal yang sama juga berlaku di dalam hidup iman kita di dalam TUHAN -yang kita kenal di dalam nama Kristus Yesus, seperti tersirat di dalam doa Musa, abdi Allah itu.

Lewat doa yang tertulis di dalam Mazmur 91:1-2 tersebut, Musa mengungkapkan, bahwa orang YANG DUDUK dalam lindungan Yang Mahatinggi dan BERMALAM dalam naungan Yang Mahakuasa, ini berbicara tentang orang yang telah mengecap perlindungan dan kubu pertahanan secara pribadi dan langsung, dan bukan hanya dari kata hamba Tuhan saja. Itu artinya, orang ini telah mengalami dan melihat sendiri apa yang telah terjadi, saat ia duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa.

Lebih lanjut, Musa mengungkapkan di dalam doanya, bahwa orang inilah yang akan bisa berkata kepada TUHAN [bahkan mungkin akan bersaksi]: "Tempat perlindunganku dan kubu pertahananku, Allahku, YANG KUPERCAYAI." Ini adalah kata-kata atau lebih tepatnya pengakuan yang hanya mungkin lahir dari pengalaman nyata hidup bersandar kepada TUHAN.

Hari ini, ada banyak dari kita, saat kita menghadapi berbagai problema dan berdoa untuk meminta pertolongan kepada TUHAN, tetapi hati kita tetap diliputi oleh kecemasan dan kebimbangan terhadap pertolongan-Nya. Bahkan, tak sedikit dari kita, saat terjadi berbagai problema di dalam hidup kita, kita lebih terpikir mencari pertolongan manusia, dan bukannya mencari TUHAN terlebih dulu. Mengapa? Jawabannya sederhana, karena kita tidak pernah belajar untuk duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan bermalam dalam naungan Yang Mahakuasa, hingga tidak pernah mengalami secara pribadi dan nyata perlindungan dan kubu pertahanan-Nya yang begitu ajaib di dalam berbagai aspek hidup kita.

Karena itu, mari kita mulai belajar untuk bersandar kepada TUHAN di dalam berbagai situasi dan kondisi hidup kita, dan alamilah secara pribadi dan nyata akan pertolongan-Nya yang ajaib di dalam berbagai aspek hidup kita, hingga kita berkata dan bersaksi, "Allah itu bagi kita tempat perlindungan dan kekuatan, sebagai penolong dalam kesesakan SANGAT TERBUKTI." (Mazmur 46:1). Yup, seperti yang diserukan Daud, sang pemazmur itu, di dalam Mazmur 34:8, "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!"

Ingat, tak kenal, maka tak sayang! GBU.