Anggaplah Sebagai Suatu Kebahagiaan
Yakobus 1:2-5
Saudara-saudaraku,
anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai
pencobaan, sebab kamu tahu, bahwa ujian terhadap imanmu itu menghasilkan ketekunan.
Dan biarkanlah ketekunan itu memperoleh buah yang matang, supaya kamu menjadi
sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Tetapi apabila di antara
kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah,--yang
memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak
membangkit-bangkit--, maka hal itu akan diberikan kepadanya.
Bro
& Sis, hari-hari ini, kita sedang mengalami berbagai-bagai pencobaan yang berat –akibat wabah virus Covid 19, dan ini adalah situasi dan kondisi yang membuat kita menjadi
kuatir dan tertekan. Tidak bahagia! Itulah
yang kita rasakan, tetapi ... ternyata firman Tuhan
malah menasehatkan kita, untuk menganggap
semua ini sebagai suatu kebahagiaan. Ini benar-benar tidak masuk akal! Kita
sedang mengalami apa yang membuat kita tidak bahagia, tetapi kita diminta untuk
menganggapnya sebagai suatu kebahagiaan.
Bro
& Sis, jika kita hanya melihat kepada pencobaan yang sedang terjadi, kita memang tidak
mungkin bisa menganggapnya sebagai suatu kebahagiaan. Tetapi, saat ini firman Tuhan mengajak kita
untuk melihat apa yang tidak terlihat oleh mata kita, saat kita mengalami pencobaan.
Kita tahu, bahwa ujian terhadap iman kita itu akan menghasilkan ketekunan, dan pada
akhirnya ketekunan itu akan memperoleh buah yang matang, hingga kita menjadi
sempurna dan utuh dan tak kekurangan suatu apapun. Inilah yang terjadi dan tidak
terlihat oleh mata kita, saat kita mengalami pencobaan.
Kita akan mengalami terobosan di dalam kehidupan
kita, lewat berbagai pencobaan yang terjadi. Inilah yang akan membuat kita bahagia! Karena itu, meski kita sedang
mengalami apa yang membuat kita tidak bahagia, firman Tuhan menasehatkan kita untuk menganggapnya sebagai suatu
kebahagiaan. Ini bukan untuk pencobaan-pencobaan
yang sedang kita alami, tetapi untuk terobosan yang akan kita tuai.
Bro & Sis, saat kita bisa menganggap sebagai
suatu kebahagiaan, apabila kita jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan, maka
oleh kasih karunia Tuhan kita akan memiliki kekuatan untuk menjalani dan
menanggung apa yang sedang terjadi. Kita tidak lagi terfokus kepada situasi dan
kondisi yang membuat kita tidak bahagia, tetapi kita melihat jauh ke depan –yaitu
apa yang akan kita tuai di balik semua pencobaan yang sedang kita alami.
2 Korintus
4:16-18
Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun
manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui
dari sehari ke sehari. Sebab penderitaan ringan yang sekarang ini, mengerjakan
bagi kami kemuliaan kekal yang melebihi segala-galanya, jauh lebih besar dari
pada penderitaan kami. Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan
yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak
kelihatan adalah kekal.
Sebab itu, jika saat ini kita sedang berjalan dan melewati lembah kekelaman di dalam kehidupan kita, anggaplah itu sebagai suatu kebahagiaan, karena kita tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang akan menanti kita di balik pencobaan-pencobaan yang sedang terjadi. Ketahuilah, bahwa kita juga tidak sendirian di dalam menjalani dan menghadapi berbagai-bagai pencobaan yang terjadi, karena Tuhan akan senantiasa menyertai dan menuntun langkah-langkah kita, seperti tertulis di dalam firman-Nya, "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah,--yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--, maka hal itu akan diberikan kepadanya." Tuhan memberkati.
Sebab itu, jika saat ini kita sedang berjalan dan melewati lembah kekelaman di dalam kehidupan kita, anggaplah itu sebagai suatu kebahagiaan, karena kita tahu apa yang sedang terjadi dan apa yang akan menanti kita di balik pencobaan-pencobaan yang sedang terjadi. Ketahuilah, bahwa kita juga tidak sendirian di dalam menjalani dan menghadapi berbagai-bagai pencobaan yang terjadi, karena Tuhan akan senantiasa menyertai dan menuntun langkah-langkah kita, seperti tertulis di dalam firman-Nya, "Tetapi apabila di antara kamu ada yang kekurangan hikmat, hendaklah ia memintakannya kepada Allah,--yang memberikan kepada semua orang dengan murah hati dan dengan tidak membangkit-bangkit--, maka hal itu akan diberikan kepadanya." Tuhan memberkati.