To talk of God, must be taught by God. Kata-kata di atas bukanlah ciptaan saya, tetapi ini adalah kata-kata yang saya dengar dari seorang pengajar Alkitab, saat saya sedang mengikuti sebuah seminar. Kata-kata ini begitu membekas dan mempengaruhi perjalanan pelayanan saya, terutama saat saya sedang mempersiapkan materi kotbah atau membuat artikel dan renungan.
Komsel (kelompok sel) kami dipercaya untuk membuat acara gathering dari beberapa komsel, dan tema yang diusung adalah Spirit-Led (Dipimpin oleh Roh). Ketika komsel kami sedang sibuk mempersiapkan acara gathering tersebut, dan sementara itu saya juga sedang mempersiapkan materi sharing untuk saya sampaikan di acara gathering tersebut, kata-kata di atas melintas di pikiran saya dan berbicara dengan kuat di dalam hati saya. Roh Kudus bukanlah obyek yang kami bicarakan di dalam acara gathering tersebut, tetapi Dia justru adalah subyek dari pembicaraan kami di dalam acara tersebut. Saya seperti tersadar. Kami sibuk menyiapkan acara gathering dengan tema Spirit-Led, hingga kami tidak menyadari bahwa kami telah menempatkan Roh Kudus sebagai obyek dari tema gathering kami, padahal kami sedang mengusung tema Dipimpin oleh Roh.
Saya bertobat! Jika kami hendak berbicara tentang Roh Kudus, seharusnya kami memberikan tempat bagi Roh Kudus untuk memimpin dan mengajar kami, dan bukannya menjadikan Dia sebagai obyek belajar kami. Kami pun segera merubah cara kami mempersiapkan acara gathering tersebut, kami meminta dan memberikan tempat bagi Roh Kudus, agar Ia boleh memimpin dan mengajar kami apa yang harus kami lakukan, untuk mempersiapkan acara gathering kami tersebut.
Singkat cerita. Acara gathering pun berlangsung. Luar biasa! Kami melihat, bagaimana Roh Kudus berkarya dan memberkati setiap bagian dari acara gathering tersebut, mulai dari acara game, pujian, kotbah hingga saat kami makan bersama. Mereka yang hadir memberikan apresiasi dan kesaksian, bagaimana mereka begitu diberkati dengan acara gathering tersebut. Kami pun sadar, bahwa ini bukan tentang kami -apalagi karena kami, tetapi ini adalah tentang Roh Kudus -yaitu Penghibur dan Penolong yang diutus Bapa dalam nama Yesus (Yohanes 14:26). Ini sepenuhnya adalah karya Roh Kudus, dan kami hanya saluran dari karunia-Nya! Kiranya, tulisan singkat ini boleh mengingatkan kita semua, untuk kita tidak lagi menjadikan Roh Kudus sebagai obyek di dalam hidup kita, tetapi kita boleh memberikan diri kita untuk dipimpin oleh-Nya di dalam berbagai aspek hidup kita. GBU.