Pages

Monday, September 2, 2019

Mazmur 84 - Lembah Baka

Bro & Sis, mazmur Bani Korah yang tertulis di dalam Mazmur 84, berbicara tentang dua kedudukan  yang harus kita pilih salah satu, saat kita hidup dan melakukan segala sesuatu di dalam dunia ini, khususnya saat kita sedang melintasi lembah Baka, agar kita boleh tetap kuat bahkan makin kuat untuk melakukan dan menyelesaikan apa yang menjadi kehendak TUHAN atas hidup kita.

KERINDUAN AKAN KEDIAMAN TUHAN
Bacaan: Mazmur 84:2-3
Betapa disenangi tempat kediaman-Mu, ya TUHAN semesta alam! Jiwaku hancur karena merindukan pelataran-pelataran TUHAN; hatiku dan dagingku bersorak-sorai kepada Allah yang hidup. Bahkan burung pipit telah mendapat sebuah rumah, dan burung layang-layang sebuah sarang, tempat menaruh anak-anaknya, pada mezbah-mezbah-Mu, ya TUHAN semesta alam, ya Rajaku dan Allahku!

Bro & Sis, pada bagian pertama dari mazmur yang ditulisnya, bani Korah menunjukkan satu kerinduan yang begitu besar terhadap tempat kediaman TUHAN, hingga dikatakan bahwa jiwanya hancur karena merindukan pelataran-pelataran-Nya. Luar biasa! Yup, tempat kediaman TUHAN bukanlah tempat yang men­jemukan atau membosankan, tetapi tempat yang sangat disenangi oleh bani Korah. Tak hanya itu, bani Korah juga menuliskan, begitu disenanginya tempat kediaman TUHAN ini, hingga burung pipit pun memiliki sebuah rumah dan burung layang-layang sebuah sarang, untuk tempat menaruh anak-anaknya, pada (di dekat) mezbah-mezbah-Nya. Wow ... bukankah ini fakta yang menakjubkan?

Nah, sebelum kita melanjutkan perenungan ini lebih jauh, apakah sebenarnya yang dimaksud dengan tempat kediaman TUHAN, pelataran-pelataran-Nya dan mezbah-mezbah-Nya? Ini berbicara tentang hadirat TUHAN. Kehadiran Allah. Ini berbicara satu tempat di mana kita bisa berjumpa dengan TUHAN dan menikmati kebaikan-Nya. Lalu, pertanyaannya, dimanakah ‘tempat’ itu?

SATU Ketika kita sedang memasuki jam-jam doa dan pembacaan Alkitab kita. Sebab, saat kita sedang menghampiri TUHAN dengan doa kita, sesungguhnya kita memasuki tempat kediaman-Nya dan bersekutu intim dengan Dia. Begitu pula halnya, saat kita sedang menelusuri halaman-halaman dari Alkitab kita, sesungguhnya kita sedang bersekutu dan menikmati Sang Firman. Kita sedang bersekutu dan menikmati Allah, seperti ada tertulis, “Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.” Yohanes 1:1
DUA Ketika kita sedang memasuki persekutuan orang-orang kudus, entah itu berbentuk pertemuan ibadah, persekutuan doa atau kelompok sel, atau apapun namanya. Sebab, seperti ada tertulis di dalam Matius 18:19-20, “Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini sepakat meminta apa pun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga. Sebab di mana dua atau tiga orang berkumpul dalam nama-Ku, di situ Aku ada di tengah-tengah mereka." Yup, inilah sebabnya, karena di mana dua atau tiga orang percaya berkumpul dalam nama TUHAN, di situ Ia ada di tengah-tengah mereka.
TIGA Ketika kita sedang memberikan diri kita untuk dikendalikan oleh firman Allah dan dipimpin oleh Roh Kudus di dalam setiap aspek hidup kita, sesungguhnya kita sedang berada di dalam atmosfir kehadiran TUHAN. Kita sedang hidup dan melakukan segala sesuatu di dalam hadirat-Nya. Itu artinya, kita akan mengalami kehadiran TUHAN, saat kita sedang melakukan aktivitas kita sehari-hari. Kata ‘memberikan diri kita’ berbicara kita dengan sengaja melibatkan TUHAN dan melibatkan diri kita dengan kehendak-Nya di dalam berbagai aspek hidup kita.
Bro & Sis, yang perlu kita renungkan sejenak saat ini, adakah kita begitu menyenangi tempat kediaman TUHAN? Adakah jiwa kita begitu hancur merindukan pelataran-pelataran-Nya? Ketahuilah, bahwa ini bukan berbicara tentang ‘wadah’ tempat kita melakukan aktivitas gerejani, tetapi ini berbicara ‘tempat’ kehadiran TUHAN yang terwujud saat kita melakukan koneksi dan terkoneksi dengan Dia, dan itu bisa berada di mana saja. Entah itu, saat kita memasuki jam-jam saat teduh kita dengan TUHAN, saat kita sedang memasuki persekutuan orang-orang kudus, atau saat kita berjalan bersama dengan Dia di dalam apapun yang kita lakukan dan berbagai aspek hidup kita. Ketahuilah, jika kita memang sungguh-sungguh menyenangi dan merindukan akan tempat kediaman TUHAN dan pelataran-pelataran-Nya, pastinya kita akan bergairah untuk menghidupi aspek-aspek tersebut di atas.

DIBERKATI DAN BERBAHAGIA
Bacaan: Mazmur 84:5-8
Berbahagialah [blessed, KJV] orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Eng­kau. S e l a. Berbahagialah [blessed, KJV] manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang ber­ha­srat mengadakan ziarah! Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat. Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion.

Diberkati dan berbahagia! Bro & Sis, itulah yang akan terjadi, saat kita ‘berdiam’ di rumah TUHAN, yang pastinya akan membuat kita terus-menerus memuji akan Dia, karena kita boleh menikmati kehadiran-Nya yang begitu memberkati kita. Tak hanya itu, seperti yang tertulis di dalam Mazmur 22:4, puji-pujian yang keluar dari bibir kita akan membuat TUHAN bersemayam di atas hidup kita, dan pastinya akan membuat kita makin tenggelam di dalam hadirat-Nya yang menyegarkan dan memperharui kekuatan kita di dalam Dia. Ketahuilah, seperti tersurat di dalam ayat firman Tuhan di atas, jika kekuatan orang sungguh bersandar di dalam TUHAN, mereka pasti memiliki hasrat yang besar untuk meng­ham­piri dan berdiam di dalam kediaman-Nya, karena mereka membutuhkan Dia. Yup, mereka akan berhasrat untuk hidup dan melakukan segala sesuatu di dalam hadirat-Nya! Inilah yang membuat mereka mengalami berkat-berkat Allah yang limpah dan mengalami kebahagiaan di dalam Dia.

Sebab itu, tak heran, jika mereka harus melintasi lembah Baka di dalam berbagai musim-musim kehi­dup­an mereka, mereka justru membuatnya menjadi tempat yang bermata air, bahkan berkat yang besar menyelubungi tiap-tiap awal musim kehidupan mereka. Luar biasa! Kata ‘lembah Baka’ di dalam terje­mahan The Amplified Bible dituliskan the Valley of Weeping yang berarti lembah tangisan atau lembah air mata, tetapi telah dibuat menjadi tempat yang bermata air. Luar biasa! Perhatikan, ayat firman Tu­han di atas menuliskan dengan begitu jelas, bahwa mereka sen­dirilah yang telah mengubahkan lembah air mata telah menjadi lembah mata air, bukan orang lain yang melakukan bagi mereka.
Ketika kita se­nantiasa hidup, bergerak dan melakukan segala sesuatu di dalam atmosfir hadirat TUHAN, maka segala tanda ajaib yang penuh dengan mujizat akan memancarkan dari setiap aspek kehidupan mereka, karena Allah bersemayam di atas hidup mereka. Yang tandus akan berubah menjadi subur. Yang penuh kega­galan akan dibuat menjadi limpah keberhasilan. Yang dikuasai oleh kelemahan akan dipenuhi oleh keku­atan yang baru. Itulah yang akan terjadi, saat kita senantiasa hidup, bergerak dan melakukan segala sesuatu di dalam hadirat-Nya. Bahkan, lebih lanjut lagi, firman Tuhan menuliskan, bahwa kita tidak akan menjadi lemah, melainkan akan berjalan makin lama makin kuat, karena hadirat TUHAN yang penuh ka­sih karunia akan senantiasa menopang dan memperbesar kapasitas kita.

Bro & Sis, adakah hari-hari ini kita sedang melintasi berbagai ‘lembah Baka’ di dalam apapun aspek hi­dup kita? Awaslah, jangan sampai kita tersesat, lalu bergerak menurut pikiran kita sendiri, tetapi berla­rilah ke hadirat TUHAN, dan terimalah pertolongan-Nya yang limpah bagi kita.

KEHADIRAN TUHAN ADALAH KUNCI
Bacaan: Mazmur 84:9-13
Ya TUHAN, Allah semesta alam, dengarkanlah doaku, pasanglah telinga, ya Allah Yakub. S e l a. Lihatlah perisai kami, ya Allah, pandanglah wajah orang yang Kauurapi! Sebab lebih baik satu hari di pelataran-Mu dari pada seribu hari di tempat lain; lebih baik berdiri di ambang pintu rumah Allahku dari pada diam di kemah-kemah orang fasik. Sebab TUHAN Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan ke­mu­liaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela. Ya TUHAN semesta alam, berbahagialah manusia yang percaya kepada-Mu!

Bro & Sis, pada bagian ketiga dari mazmur bani Korah ini, kita bisa melihat bagaimana mereka memberi­kan perbandingan yang begitu ekstrim, yaitu antara kita memiliki untuk hidup, bergerak dan melakukan segala sesuatu di dalam hadirat TUHAN dengan kita berada di tempat yang lain apalagi di kemah-kemah orang fasik. Mereka seakan berkata, jika mereka harus memilih, maka mereka lebih baik satu hari di pe­la­taran TUHAN dari pada seribu hari di tem­pat. Satu berbanding seribu. Yup, hanya mereka yang telah menga­lami dan menikmati hadirat TUHAN di dalam berbagai aspek hidup mereka, yang akan memiliki hasrat seperti itu. Dan, kabar baiknya, TUHAN sungguh menginginkan, bahwa kita boleh mengalami dan menikmati berkat yang sama di berbagai aspek hidup kita. Berkat hadirat TUHAN!

Bahkan, lebih lanjut lagi, bani Korah menuliskan, jika memang tidak ada pilihan lagi, maka mereka lebih memilih untuk berdiri di ambang pintu rumah Allah dari pada diam di kemah-kemah orang fasik. Berdiri di ambang pintu rumah Allah [berarti belum masuk ke dalam, red] dibandingkan dengan diam di dalam ke­mah-ke­mah orang fasik. Hasrat akan kehadiran TUHAN yang begitu besar! Hal ini telah terjadi, karena bagi bani Korah, TUHAN adalah matahari dan perisai mereka, dan saat mereka berada di tempat kedi­am­an TUHAN dan pelataran-pelataran-Nya, mereka boleh mengalami dan melihat bagaimana ka­sih dan kemuliaan Ia berikan kepada mereka. Bagaimana mungkin bani Korah akan menukar ber­­kat yang be­­gitu mustika dengan semua kesemuan yang ditawarkan dunia? Tidak tertukarkan!

Kehadiran Allah adalah kunci dari kehidupan yang limpah dengan berkat-berkat surgawi. Ketika kita se­nantiasa dilingkupi dan dinaungi oleh hadirat Allah di dalam berbagai aspek hidup kita dan di dalam apa­pun yang kita lakukan, kita akan melihat dan mengalami bagaimana kasih karunia dan belas kasihan-Nya  senantiasa tersedia dan mengalir dengan limpah bagi kita. Dan, saat kita harus melintasi lembah-lembah Baka di dalam hidup kita, kita akan melihat bagaimana hikmat, kekuatan dan kuasa Allah mengalir begi­tu limpah bagi kita, hingga kita beroleh kemampuan untuk tetap bergerak maju hingga kita keluar dari lembah-lembah tersebut dan meraih kemenangan di dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.

Bro & Sis, firman Tuhan menuliskan, “Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh ke­be­­ra­nian dapat masuk ke dalam tempat kudus, karena Ia telah membuka jalan yang baru dan yang hi­dup bagi kita melalui tabir, yaitu diri-Nya sendiri, dan kita mempunyai seorang Imam Besar sebagai ke­pa­la Rumah Allah.” (Ibrani 10:21). Kristus telah membuka jalan dengan darah-Nya yang mahal, hingga kita boleh memiliki ak­ses untuk masuk dan mengalami hadirat Allah di dalam hidup kita. Puji Tuhan! Ini adalah anu­gerah dan kemurahan yang besar. Karena itu, biarlah jiwa kita selalu dipenuhi oleh kerinduan akan kediaman Allah dan pelataran-pelataran-Nya, hingga kita boleh tetap menikmati kasih dan kemu­lia­an yang dari Dia –karena Ia sekali-sekali tidak pernah menahan kebaikan-Nya bagi kita, meski kita se­dang atau harus melintasi lembah-lembah Baka. Tuhan memberkati!

Ya TUHAN semesta alam, berbahagialah manusia yang percaya kepada-Mu!