Pages

Wednesday, December 26, 2018

Siap Sedia Menjadi Jawaban

26 Desember 2018

Bacaan: 2 Timotius 4:2-4
Beritakanlah firman, siap sedialah baik atau tidak baik waktunya, nyatakanlah apa yang salah, tegorlah dan nasihatilah dengan segala kesabaran dan pengajaran. Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. Mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran dan membukanya bagi dongeng.

Kita tahu, sebagaimana yang telah tersurat dan tersirat di dalam Alkitab -yang adalah firman Allah, bahwa oleh kemurahan Allah dan kasih karunia-Nya kita semua telah dipanggil untuk menjadi jawaban bagi komunitas kita. Yup, kita semua -laki-laki atau perempuan, tua atau muda, entah kita sebagai suami atau isteri, ayah atau ibu, pimpinan atau karyawan, atau apa pun kedudukan kita di dalam komunitas kita, kita semua telah dipanggil untuk menjadi jawaban bagi mereka. Baik itu, di dalam komunitas rumah kita, komunitas sanak saudara kita, komunitas lingkungan kita, komunitas kantor kita, komunitas komsel kita, komunitas gereja kita atau di mana pun kita berada, maka di sana pula kita harus siap sedia untuk menjadi jawaban bagi mereka. Bro & Sis, berkaitan dengan panggilan tersebut, ayat bacaan kita hari ini mengingatkan kita, agar kita harus siap sedia baik atau tidak baik waktunya, untuk menjadi jawaban bagi komunitas kita, baik itu untuk memberitakan firman Allah, menyatakan apa yang salah, menegor dan menasihati dengan segala kesabaran dan pengajaran. Mengapa? Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat dan mereka akan memalingkan telinganya dari kebenaran. Inilah sebabnya, mengapa kita harus siap sedia baik atau tidak baik waktunya, agar kita tidak kehilangan kesempatan untuk menjadi jawaban bagi komunitas kita. Karena itu, selagi kita masih memiliki kesempatan untuk menjadi jawaban bagi komunitas kita -yaitu selama mereka masih dapat menerima ajaran sehat dan tidak memalingkan muka, marilah kita dengan segala kesabaran dan pengajaran selalu siap sedia baik atau tidak baik waktunya untuk memberitakan firman Allah, menyatakan apa yang salah, menegor dan menasihati mereka. Bro & Sis, saya berdoa, kiranya apa yang tertulis di dalam Galatia 6:9-10 ini, boleh menguatkan dan meneguhkan hati kita untuk selalu siap sedia menjadi jawaban bagi komunitas kita, "Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena apabila sudah datang waktunya, kita akan menuai, jika kita tidak menjadi lemah. Karena itu, selama masih ada kesempatan bagi kita, marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman." Kiranya Roh Kudus boleh senantia­sa mene­rangi hati kita semua di dalam segala aspek hidup kita. Amin.

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. 1 Korintus 13:13

Friday, December 21, 2018

Jangan Lalaikan, Bahkan Kobarkan

21 Desember 2018

Jangan lalai dalam mempergunakan karunia yang ada padamu, yang telah diberikan kepadamu oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. 1 Timotius 4:14 
 
Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu. 2 Timotius 1:6

Apabila kita sungguh-sungguh menyadari dan mengakui, bahwa apa yang ada pada diri kita merupakan karunia dari TUHAN, maka seharusnya kita juga menyadari bahwa semua karunia itu selayaknya dan semestinya kita pergunakan dengan sebaik mungkin di dalam berbagai aspek hidup kita. Tetapi, yang perlu kita sadari di sini, bahwa karunia-karunia tidak seharusnya kita pergunakan hanya untuk melayani keinginan kita sendiri saja, tetapi juga untuk melayani kepentingan Allah dan kebutuhan sesama kita. Sebab setiap karunia yang Ia percayakan kepada kita, bukan hanya telah dikaruniakan untuk memenuhi keinginan kita sendiri saja, tetapi untuk memperlengkapi dan memampukan kita, agar kita boleh melayani kepentingan Allah dan kebutuhan sesama kita, seperti ada tertulis, "... hendaklah kamu memberkati, karena untuk itulah kamu dipanggil, yaitu untuk memperoleh berkat." {1 Petrus 3:9). Karena itu, kita tidak boleh lalai dalam mempergunakan karunia yang ada pada kita -terlebih lagi jika karunia itu telah diberikan oleh nubuat dan dengan penumpangan tangan sidang penatua. Kita harus memastikan bahwa tidak ada satu pun karunia dari Allah yang menjadi sia-sia di dalam hidup kita, tetapi semuanya boleh dipergunakan dengan maksimal. Bahkan, ketahuilah, kita bukan hanya tidak boleh lalai mempergunakan karunia dari Allah yang ada pada kita, bahkan kita harus mengobarkannya di dalam setiap waktu hidup kita dan di manapun kita berada. Akhirnya, jangan biarkan karunia yang ada pada kita hanya menjadi tumpukan di sudut-sudut hidup kita dan dipenuhi oleh debu-debu kelalaian kita. Kiranya Roh Kudus boleh senantia­sa mene­rangi hati kita semua di dalam segala aspek hidup kita. Amin.

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. 1 Korintus 13:13

Wednesday, December 19, 2018

Hidup sebagai Keluarga Allah

17 Desember 2018

Bacaan:  2 Timotius 3:15
Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.

Ketika saya membaca pesan-pesan Paulus, rasul Yesus Kristus, kepada Timotius, anak rohaninya, maka saya menemukan kesimpulan yang begitu mengusik hati saya, bahwa semua pesan itu telah disampaikan oleh Paulus, supaya Timotius boleh mengerti bagaimana ia harus hidup sebagai keluarga Allah. Itu artinya, sang rasul melihat, bahwa ada banyak orang percaya -yang adalah anggota-anggota keluarga Allah [Efesus 2:19-20] dan memanggil Dia sebagai Bapa [Roma 8:15-16], tetapi mereka tidak hidup sebagaimana layaknya anggota keluarga Allah. Ketika kita berbicara tentang 'hidup sebagai keluarga Allah' maka sesungguhnya ini mencakup dua aspek penting. SATU, bagaimana kita berperilaku di tengah-tengah anggota keluarga Allah, apakah di dalamnya ada nasihat, penghiburan kasih, persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, sebagaimana seharusnya di dalam Kristus [baca selengkapnya di dalam Filipi 2:1-11]. DUA, bagaimana kita berperilaku di tengah-tengah mereka yang tidak percaya, apakah kita telah menjadi garam dan terang bagi mereka, hingga mereka pun memuliakan Bapa kita yang di sorga [baca selengkapnya di dalam Matius 5:13-16]. Pertanyaannya, sudahkah kita hidup sebagai keluarga Allah di tengah-tengah komunitas kita? Kiranya Roh Kudus boleh senantia­sa mene­rangi hati kita semua di dalam segala aspek hidup kita. Amin.

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. 1 Korintus 13:13

Monday, December 17, 2018

Ini bukan Panggung Sandiwara


17 Desember 2018

Bacaan: 1 Timotius 2:8
Oleh karena itu aku ingin, supaya di mana-mana orang laki-laki berdoa dengan me­nadahkan tangan yang suci, tanpa marah dan tanpa perselisihan.

Ketika saya membaca bagian ayat firman Tuhan ini, bahwa di mana-mana orang laki-laki sepatutnya berdoa dengan 1] menadahkan tangan yang suci, 2] tanpa ma­rah dan 3] tanpa perselisihan, maka ada sesuatu yang menggelitik hati saya. Ada banyak orang percaya yang baru mulai membasuh tangan mereka yang tidak suci, membuang kemarahan mereka dan membereskan perselisihan mereka, pada saat me­­reka hendak berdoa kepada Allah saja. Hmm, bukankah hal ini sama saja dengan kita mengganggap bahwa ibadah adalah panggung sandiwara? Ketika kita mau berdoa kepada Allah, kita pun buru-buru bertobat dulu. Lalu, setelah se­mu­a urusan selesai, kita pun kembali mengotorkan tangan kita, membiarkan diri dikuasai ke­marahan dan hidup dalam perselisihan. Ini tidak boleh terjadi. Saya percaya, bahwa yang Paulus inginkan, supaya peri­hal memiliki tangan yang suci, hati yang tidak di­ku­asai kemarahan dan berusaha hidup damai dengan semua orang, boleh menjadi gaya hidup keseharian orang percaya, dan bukan hanya pada wak­tu kita hendak berdoa kepada Allah saja. Kiranya Roh Kudus boleh senantia­sa mene­rangi hati kita semua di dalam segala aspek hidup kita. Amin.

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. 1 Korintus 13:13

Friday, December 14, 2018

Memulai dengan Mencari Allah


14 Desember 2018

Bacaan: 2 Tawarikh 31:21
Dalam setiap usaha yang dimulainya untuk pelayanannya terhadap rumah Allah, dan untuk pelaksanaan Taurat dan perintah Allah, ia mencari Allahnya. Semuanya dilakukannya dengan segenap hati, sehingga segala usahanya berhasil.

Kita mungkin memiliki keseriusan dan kesungguhan untuk melakukan berbagai perkara di dalam setiap aspek hidup kita. Itu baik sekali! Tetapi, yang menjadi pertanyaan, adakah kita senantiasa mencari Allah terlebih dahulu, sebelum kita memulai segala perkara tersebut? Kata ‘mencari Allah’ di sini berbicara kita meminta pimpinan Allah dan kuasa-Nya, agar kita boleh melakukan segala perkara dengan tepat dan meraih hasil yang maksimal, sehingga segala usaha kita boleh berhasil. Kita tidak mungkin mencari Allah dengan segenap hati, seperti yang dilakukan Hizkia di atas, jika kita tidak 1] memiliki tujuan untuk menyenangkan hati Allah di dalam apapun yang kita lakukan, dan 2] menyadari sepenuhnya bahwa kita sungguh membutuhkan Dia untuk boleh melakukan segala perkara dengan tepat dan meraih hasil yang maksimal. Kiranya Roh Kudus boleh senantiasa menerangi hati kita semua di dalam segala aspek hidup kita. Amin.

Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian. 1 Korintus 13:13