Pages

Saturday, July 11, 2020

Berbagi Kehidupan

Aku sedang mengerjakan proyek renovasi rumah tinggal di daerah Lippo Karawaci, saat aku menulis sharing yang ingin kubagikan ini. Proyek ini tidak kukerjakan sendiri, tetapi aku berkolaborasi dengan Taufik, sesuai dengan permintaan pihak owner. Aku sebagai arsitek dan Taufik sebagai kontraktor. Ada satu kebiasaan yang hampir selalu kami lakukan, usai melakukan pengecekan pekerjaan di proyek atau pertemuan dengan pihak owner, yaitu makan siang bersama, sebelum melanjutkan aktivitas kami masing-masing.

Ketika kami makan siang sambil ngobrol tentang berbagai topik, aku sering membagikan pengetahuan dan pengalamanku selama mengerjakan proyek-proyek rumah tinggal. Aku juga sering membagikan nilai-nilai yang selama ini aku pegang, saat mengerjakan berbagai proyek rumah tinggal. Rupanya, Taufik adalah sosok yang rendah hati dan memiliki hati yang mau diajar, hal ini terlihat dari respon dan antusias yang ia miliki, saat ia mendengar apa yang aku bagikan. Bahkan, seringkali saat aku menolak untuk makan siang bersama, karena masih merasa kenyang atau harus segera melanjutkan perjalanan, Taufik akan sedikit mendesak untuk meminta waktu sebentar saja untuk ngobrol -entah itu dengan alasan makan siang atau sekedar minum kopi atau yang lain. Dan, biasanya, jika masih memiliki sedikit waktu, aku akan mengiyakan.

Bro & Sis, setelah proyek rumah tinggal ini berjalan beberapa waktu, barulah aku menyadari bahwa apa yang selama ini aku bagikan kepada Taufik, ternyata telah memberkati dirinya begitu rupa. Siang itu, seperti biasa kami melanjutkan pertemuan kami dengan makan siang bersama dan ngobrol berbagai topik, saat kami hendak bersiap-siap untuk meninggalkan meja kami, isteri Taufik menghampiri kami (kebetulan hari itu sang isteri ingin ikut Taufik ke proyek, karena lagi bosan di rumah), lalu Taufik berkata pada isterinya, "Pak Nirwan iki guruku," sambil menunjukkan kepadaku. Aku sempat terdiam mendengar apa yang dikatakan Taufik, lalu berkata, "Nggak lah Pak, aku hanya berbagi saja apa yang aku tahu selama ini."

Tak lama kemudian, saat aku sedang mengendarai mobil untuk melakukan perjalanan selanjutnya, ada sukacita dan rasa syukur yang memenuhi hatiku, karena TUHAN telah memberikan kesempatan untuk aku boleh menjadi berkat bagi Taufik, melalui hal-hal sederhana yang aku bagikan selama ini. Kembali aku disadarkan oleh Roh Kudus, bahwa menjadi berkat bagi sesama kita, tak harus dimulai dengan ide-ide yang hebat, tetapi bisa dimulai dengan kerinduan yang sederhana, yaitu kerinduan untuk berbagi pengetahuan, pengalaman dan nilai-nilai kehidupan sehari-hari, agar orang lain menjadi lebih baik. Tuhan memberkati. 

Thursday, July 2, 2020

Menabur dan Menuai dengan Benar


Menaburlah bagimu sesuai dengan keadilan, menuailah menurut kasih setia! Bukalah bagimu tanah baru, sebab sudah waktunya untuk mencari TUHAN, sampai Ia datang dan menghujani kamu dengan keadilan. (Hosea 10:12 Terjemahan Baru)

Sow for yourselves according to righteousness (uprightness and right standing with God); reap according to mercy and loving-kindness. Break up your uncultivated ground, for it is time to seek the Lord, to inquire for and of Him, and to require His favor, till He comes and teaches you righteousness and rains His righteous gift of salvation upon you. (Hosea 10:12 Amplified Classic)

Kata menabur dan menuai adalah bagian yang tak terpisahkan di dalam kehidupan kita, khususnya kita sebagai orang percaya. Kata menabur berbicara tentang bagian yang seharusnya kita lakukan di dalam berbagai bagian hidup kita, entah itu di dalam hidup nikah, keluarga, bisnis atau ministri kita; sedangkan kata menuai berbicara bagian yang boleh kita nikmati, yang merupakan buah dari apa yang telah kita lakukan (tabur) selama ini di dalam hari-hari yang kita jalani.

Ayat firman Tuhan hari ini mengingatkan, bagaimana seharusnya kita 1) menabur dan 2] menuai di dalam setiap aspek hidup kita. Saudara-saudari di dalam Kristus, selama ini kita lebih sering diajar atau dididik bagaimana kita seharusnya menabur, seperti misalnya, melalui kebenaran firman Tuhan yang tertulis di dalam Galatia 6:7, "Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditabur orang, itu juga yang akan dituainya. Sebab barangsiapa menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi barangsiapa menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu." Kita memang harus memperhatikan apa yang kita tabur dan bagaimana cara kita menaburnya di dalam berbagai bagian hidup kita, tetapi kita juga harus memperhatikan bagaimana cara kita menuai hasil atau buah dari apa yang telah kita tabur selama ini.

Kita tidak cukup hanya menabur sesuai dengan keadilan di dalam hidup kita, tetapi kita juga perlu menuai menurut kasih setia, itulah yang Alkitab ajarkan pada kita hari ini. Kita tidak bisa hanya asal menuai begitu saja. Alkitab terjemahan Amplified Classic menuliskan, bahwa kita haruslah menuai sesuai atau menurut belas kasihan, kasih dan kebaikan. Ketika kita menuai hasil atau buah dari apa yang telah tabur selama ini, adakah kasih setia, belas kasihan, kasih dan kebaikan di dalamnya?
  • Adakah rasa syukur kepada Tuhan atas segala kasih setia dan kasih karunia-Nya, bahwa kita boleh menuai hasil atau buah yang baik dari apa yang telah kita tabur selama ini? Ataukah, kita justru merasa diri kita hebat dan menjadi tinggi hati?
  • Adakah kita menjadi tamak dan kikir, saat kita menuai hasil atau buah dari apa yang telah kita tabur selama ini, hingga kita hanya memikirkan keinginan kita sendiri dan terintangi untuk berbagi berkat dengan orang-orang yang ada di sekitar kita?
  • Adakah kita bisa melihat bahwa segala hasil atau buah yang baik yang ada di depan mata kita adalah bukti dari kasih setia Tuhan dan karena kasih karunia-Nya atas hidup kita, hingga kita pun makin melekatkan diri kita kepada Dia di dalam segala aspek hidup kita?
  • Adakah segala kasih setia dan kasih karunia Tuhan yang telah dinyatakan di dalam hidup kita, melalui hasil atau buah yang boleh kita tuai di dalam Kristus Yesus, membuat hati kita senantiasa dipenuhi oleh belas kasihan serta memancarkan kasih dan kebaikan kepada orang-orang yang ada di sekitar kita -entah kita berada di rumah, di kantor atau di manapun kita berada, supaya mereka melihat perbuatan kita yang baik dan memuliakan Bapa kita di sorga?
Hari ini, mari kita tidak hanya memperhatikan bagaimana cara kita menabur di dalam berbagai bagian hidup kita, tetapi kita juga bagaimana cara kita menuai hasil atau buah yang dari apa yang telah kita tabur selama ini. Doa saya, kiranya Roh Kudus boleh senantiasa menuntun kita ke dalam seluruh kebenaran firman Tuhan, baik pada saat kita menabur atau waktu kita menuai. Tuhan memberkati.