[Bro & Sis, aku tergerak untuk membuat tulisan ini, usai komsel kami berbagi soal keruwetan orangtua atau mertua seharian 😬]
Ketika TUHAN menempatkan satu atau beberapa anggota keluarga di dalam kehidupan kita, khususnya mereka yang akan menimbulkan banyak keruwetan di dalam hidup kita, Ia tahu bahwa kita sanggup untuk menanggung segala perkara yang bakal terjadi. Entah itu, orangtua, mertua, suami, isteri, saudara, ipar, anak atau keponakan kita. Itu artinya, semua keruwetan yang terjadi pasti tidak akan melebihi kekuatan kita, dan kita pasti bisa menanggungnya dengan baik. Ketika tingkat keruwetan itu mendekati ambang batas kekuatan kita, maka TUHAN pasti akan memberikan jalan keluar, agar kita dapat menanggungnya. Allah itu setia.
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. 1 Korintus 10:13
Persoalannya, seringkali kita mencoba untuk menanggulangi keruwetan yang ada dengan kekuatan kita, dan bukannya dengan hikmat dan kekuatan yang dari TUHAN. Tak heran, jika kita sering kewalahan saat harus menanggung keruwetan yang terjadi. Kita pun seringkali menilai keruwetan yang terjadi dengan kacamata kita, dan bukan dengan kacamata TUHAN. Sebab itu, seringkali kita memiliki penilaian dan reaksi yang kurang tepat, saat keruwetan itu terjadi. Coba renungkan, bukankah kita lebih sering berdoa, agar mereka diubahkan TUHAN, dan hampir tidak pernah berdoa, agar kita yang diberikan kasih karunia lebih untuk mampu menghadapi keruwetan mereka, dan tentunya hikmat untuk boleh meresponi mereka dengan tepat. Kita mau mereka diubahkan, tetapi TUHAN lebih suka kita yang diupgrade dan naik level di dalam kemampuan untuk menanggung dan menghadapi keruwetan yang ada.
Ketika kita mengalami upgrade dan next level di dalam tabiat dan hikmat kita, meski mereka tak juga kunjung juga berubah, tetapi kita tidak lagi terlalu pusing dan keqi dengan keruwetan mereka, karena kita telah bisa menanggulangi hati dan reaksi dengan lebih baik lagi. Ketahuilah, bahwa bukan tanpa maksud TUHAN telah menempatkan mereka di dalam kehidupan kita, tetapi ada maksud yang jelas dan ilahi di dalamnya. Nah, setidaknya ada tiga tujuan yang terkandung lewat kehadiran orang-orang yang membuat ruwet hidup kita selama ini. Mari kita lihat.
SATU, agar kita boleh belajar untuk bersandar kepada kekuatan TUHAN dan selalu meminta hikmat-Nya di dalam menanggulangi segala sesuatu. Mungkin saja, selama ini kita terlalu yakin dengan cara dan kekuatan kita, hingga kurang bersandar pada TUHAN, dan keruwetan mereka memaksa kita untuk mencari dan bersandar kepada Dia.
DUA, agar kita boleh mengalami upgrade dan next level di dalam tabiat dan hikmat kita. Keruwetan mereka akan mempertajam dan mengasah tabiat dan hikmat kita, dan pasti TUHAN turut bekerja sama dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita, anak-anak-Nya.
TIGA, agar kita boleh menjadi jawaban bagi mereka, sumber keruwetan yang ada, hingga mereka boleh mengalami lawatan TUHAN di dalam hidup mereka. Ini adalah panggilan TUHAN bagi kita semua. Garam ada untuk mengasinkan yang hambar. Terang ada untuk menerangi yang gelap. Kita ada untuk menjadi jawaban bagi yang ruwet.
Karena itu, jangan kita menjadi tawar hati, tetapi biarlah kita boleh tetap bersemangat untuk melayani mereka, dan memang untuk itulah mereka dihadirkan di dalam hidup kita yang tenang selama ini, agar kita boleh menjadi jawaban bagi mereka.