17 Desember 2018
Bacaan: 2 Timotius 3:15
Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
Ketika saya membaca pesan-pesan Paulus, rasul Yesus Kristus, kepada Timotius, anak rohaninya, maka saya menemukan kesimpulan yang begitu mengusik hati saya, bahwa semua pesan itu telah disampaikan oleh Paulus, supaya Timotius boleh mengerti bagaimana ia harus hidup sebagai keluarga Allah. Itu artinya, sang rasul melihat, bahwa ada banyak orang percaya -yang adalah anggota-anggota keluarga Allah [Efesus 2:19-20] dan memanggil Dia sebagai Bapa [Roma 8:15-16], tetapi mereka tidak hidup sebagaimana layaknya anggota keluarga Allah. Ketika kita berbicara tentang 'hidup sebagai keluarga Allah' maka sesungguhnya ini mencakup dua aspek penting. SATU, bagaimana kita berperilaku di tengah-tengah anggota keluarga Allah, apakah di dalamnya ada nasihat, penghiburan kasih, persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan, sebagaimana seharusnya di dalam Kristus [baca selengkapnya di dalam Filipi 2:1-11]. DUA, bagaimana kita berperilaku di tengah-tengah mereka yang tidak percaya, apakah kita telah menjadi garam dan terang bagi mereka, hingga mereka pun memuliakan Bapa kita yang di sorga [baca selengkapnya di dalam Matius 5:13-16]. Pertanyaannya, sudahkah kita hidup sebagai keluarga Allah di tengah-tengah komunitas kita? Kiranya Roh Kudus boleh
senantiasa menerangi hati kita semua di dalam segala aspek hidup kita. Amin.